MODUL
PPEMBELAJARAN
KESEHATAN
DAN KESELAMATAN KERJA (K3), APD, ALAT UKUR, HAND TOOL
SMK
PGRI 1 GRESIK
TEKNIK
KETEAGALISTRIKAN
2021/2022
BAB I
KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA (K3)
A. Pendahuluan
Selalu ada
resiko kegagalan (risk of failures) pada setiap proses/aktifitas pekerjaan, baik itu disebabkan perencanaan
yang kurang sempurna, pelaksanaan yang kurang cermat, maupun akibat yang tidak
disengajanseperti keadaan cuaca, bencana alam, dll.Salah satu risiko pekerjaan
yang terjadi adalah adanya kecelakaan kerja.Saat kecelakaan kerja (work
accident) terjadi, seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek kerugian (loss),
oleh karena itu sebisa mungkin dan sedini mungkin, kecelakaan/potensi
kecelakaan kerja harus dicegah/dihilangkan, atau setidak-tidaknya dikurangi
dampaknya.
Penanganan
masalah keselamatan kerja di dalam sebuah perusahaan harus dilakukan secara
serius oleh seluruh komponen pelaku usaha, tidak bisa secara parsial dan
diperlakukan sebagai bahasan-bahasan marginal dalam perusahaan.Urusan K3 bukan
hanya urusan EHS Officer saja, mandor saja atau direktur saja, tetapi
harus menjadi bagian dan urusan semua orang yang ada di lingkungan pekerjaan.
Urusan K3 tidak hanya sekedar pemasangan spanduk, poster dan semboyan, lebih
jauh dari itu K3 harus menjadi nafas setiap pekerja yang berada di tempat
kerja. Kuncinya adalah kesadaran akan adanya risiko bahaya dan perilaku yang
merupakan kebiasaan untuk bekerja secara sehat dan selamat.
B. Filosofi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Filosofi dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah
melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja dalam menjalankan
pekerjaannya, melalui upaya-upaya pengendalian semua bentuk potensi bahaya yang
ada di lingkungan tempat kerjanya. Bila semua potensi bahaya telah dikendalikan
dan memenuhi batas standar aman, maka akan memberikan kontribusi terciptanya
kondisi lingkungan kerja yang aman, sehat, dan proses produksi menjadi lancar,
yang pada akhirnya akan dapat menekan risiko kerugian dan berdampak terhadap
peningkatan produktivitas.
C. Arus
Listrik Serta Keamanan dan Keselamatan Manusia
Keamanan adalah kebutuhan dasar manusia prioritas
kedua berdasarkan kebutuhan fisiologis dalam hirarki Maslow yang harus
terpenuhi selama hidupnya, sebab dengan terpenuhinya rasa aman, setiap individu
dapat berkarya dengan optimal dalam hidupnya. Mencari lingkungan yang
betul-betul aman memang sulit, maka konsekuensinya promosi keamanan berupa
kesadaran dan penjagaan adalah hal yang penting.
Dalam rangka usaha menyadarkan pentingnya menjaga
keamanan dan menyediakan keamanan bagi anggota keluarga, komunitas dan
masyarakat, sangat relevan membahas keamanan dari arus listrik karena arus
listrik termasuk penyebab kecelakaan yang cukup dominan yang menyebabkan
kebakaran maupun kematian (electrocution), terjadi baik pada perumahan maupun
industri. Beberapa penyebab yang berpotensi menyebabkan kecelakaan listrik pada
lingkungan kerja maupun rumah tangga:
1. Buruknya
kondisi instalasi listrik, antara lain disebabkan oleh:
a)
Pemasangan kabel yang serampangan. Banyak
sekali dijumpai kasus instalasi listrik yang serampangan dengan kurang
mempertimbangkan kemampuan kabel untuk menyalurkan daya. Demikian juga dengan
banyaknya sambungan listrik yang memperbesar impedansi kabel. Kedua hal
tersebut dapat meningkatkan suhu kabel sehingga menyebabkan rusaknya isolasi
kabel. Rusaknya isolasi kabel berpotensi terjadinya hubung singkat atau kontak
dengan manusia.
b)
Rusaknya isolasi kabel karena usia.
Seiring dengan bertambahnya usia kabel, kualitas isolasi kabel juga semakin
berkurang. Kondisi ini tidak hanya ditemui di rumah tangga, tetapi juga di
industri. Tidak mengherankan jika kita sering menjumpai kabel yang sudah
berumur lebih dari 10 tahun masih digunakan dalam instalasi rumah. Rusaknya
isolasi kabel berpotensi menimbulkan kebakaran, dan melalui media lain seperti
air atau kayu yang lapuk/basah kontak tidak langsung dengan manusia
(kesetrum/electric shock).
2. Kurangnya
pemahaman terhadap lingkungan/object kerja
Bekerja dengan
alat-alat baru atau alat yang sudah tua, memerlukan perhatian khusus. Analisa
yang mendalam (job safety analisys/JSA) perlu dibuat untuk menggantisipasi
hal-hal yang tidak lazim tetapi berpotensi terjadi, semisal asumsi rusaknya
isolasi.
3. Pengggunaan
pemanas listrik
Bahaya rusaknya
isolasi pada alat pemanas listrik sangat besar, terutama jika isolasi berhubungan
langsung dengan manusia atau media penghantar listrik yang berpotensi kontak
dengan manusia. Sebagai contoh water heater. Air mengalir melalui rangkaian
pemanas listrik berisolasi. Jika terjadi kebocoran isolasi maka aliran listrik
juga akan mengalir melalui air yang dilewatkan. Bisa dibayangkan bahaya yang
mengancam jika air tersebut sedang digunakan untuk mandi?
D. Bahaya Listrik dan Sistem Pengamanannya
Pada satu sisi, dalam menjalankan aktivitas
sehari-hari kita sangat membutuhkan daya listrik. Namun pada sisi lain, listrik
sangat membahayakan keselamatan kita kalau tidak dikelola dengan baik. Sebagian
besar orang pernah mengalami/merasakan sengatan listrik, dari yang hanya merasa
terkejut saja sampai dengan yang merasa sangat menderita. Oleh karena itu,
untuk mencegah dari hal-hal yang tidak diinginkan, kita perlu meningkatkan
kewaspadaan terhadap bahaya listrik dan jalan yang terbaik adalah melalui
peningkatan pemahaman terhadap sifat dasar kelistrikan yang kita gunakan.
1.
Bahaya Listrik
Bahaya listrik dibedakan menjadi dua, yaitu bahaya
primer dan bahaya sekunder. Bahaya primer adalah bahaya-bahaya yang disebabkan
oleh listrik secara langsung, seperti bahaya sengatan listrik dan bahaya
kebakaran atau ledakan (Gambar 1.1).
(a)
Sengatan Listrik (b) Kebakaran dan
Peledakan
Gambar 1.1 Bahaya Premier Listrik
Sedangkan
bahaya sekunder adalah bahaya-bahaya yang diakibatkan listrik secara tidak
langsung. Namun bukan berarti bahwa akibat yang ditimbulkannya lebih ringan
dari yang primer. Contoh bahaya sekunder antara lain adalah tubuh/bagian tubuh
terbakar baik langsung maupun tidak langsung, jatuh dari suatu ketinggian, dan
lain-lain (Gambar 1.2).
Gambar
1.2 Bahaya Sekunder Listrik
2.
Bahaya Listrik bagi Manusia
Dampak sengatan listrik antara lain
adalah:
a.
Gagal kerja jantung (Ventricular Fibrillation),
yaitu berhentinya denyut jantung atau denyutan yang sangat lemah sehingga tidak
mampu mensirkulasikan darah dengan baik. Untuk mengembalikannya perlu bantuan
dari luar.
b.
Gangguan pernafasan akibat kontraksi hebat (suffocation)
yang dialami oleh paru-paru.
1)
Kerusakan sel tubuh akibat energi listrik
yang mengalir di dalam tubuh,
2)
Terbakar akibat efek panas dari listrik.
3.
Tiga Faktor Penentu Tingkat Bahaya
Listrik
Ada tiga faktor
yang menentukan tingkat bahaya listrik bagi manusia, yaitu tegangan (V), arus
(I) dan tahanan (R). Ketiga faktor tersebut saling mempengaruhi antara satu dan
lainnya yang ditunjukkan dalam hukum Ohm, pada Gambar 1.3.
Gambar 1.3. Tingkat Bahaya Listrik Pada Tegangan, Arus
dan Tahanan
Tegangan (V) dalam
satuan volt (V) merupakan tegangan sistem jaringan listrik atau sistem tegangan
pada peralatan. Arus (I) dalam satuan ampere (A) atau mili- ampere (mA) adalah
arus yang mengalir dalam rangkaian, dan tahanan (R) dalam satuan ohm, kilo ohm
atau mega ohm adalah nilai tahanan atau resistansi total saluran yang
tersambung pada sumber tegangan listrik. Sehingga:
Bila dalam hal ini
titik perhatiannya pada unsur manusia, maka selain kabel (peng-hantar), sistem
pentanahan, dan bagian dari peralatan lain, tubuh kita termasuk bagian dari
tahanan rangkaian tersebut (Gambar 1.4).
Gambar 1.4. Tubuh Manusia Bagian
Dari Rangkaian
Bila dalam hal ini
titik perhatiannya pada unsur manusia, maka selain kabel (penghantar), sistem
pentanahan, dan bagian dari peralatan lain, tubuh kita termasuk bagian dari
tahanan rangkaian tersebut (Gambar 1.4).
Tingkat bahaya
listrik bagi manusia, salah satu faktornya ditentukan oleh tinggi rendah arus
listrik yang mengalir ke dalam tubuh kita. Sedangkan kuantitas arus akan
ditentukan oleh tegangan dan tahanan tubuh manusia serta tahanan lain yang
menjadi bagian dari saluran. Berarti peristiwa bahaya listrik berawal dari
sistem tegangan yang digunakan untuk mengoperasikan alat.
Semakin tinggi
sistem tegangan yang digunakan, semakin tinggi pula tingkat bahayanya. Jaringan
listrik tegangan rendah di Indonesia mempunyai tegangan seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 1.5 dan sistem tegangan yang digunakan di Indonesia
adalah: fasa-tunggal 220 V, dan fasa-tiga 220/380 V dengan frekuensi 50 Hz.
Sistem tegangan ini sungguh sangat berbahaya bagi keselamatan manusia.
Gambar 1.5 Sistem Tegangan Rendah
di Indonesia
BAB II
ALAT PERLINDUNGAN DIRI
(APD)
A. Definisi Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung
Diri ( APD ) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk
melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi
bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha
melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif
tidak dapat dilakukan dengan baik. APD juga merupakan kelengkapan yang wajib
digunakan saat bekerja sesuai kebutuhan untuk menjaga keselamatan pekerja itu
sendiri dan orang di sekelilingnya.
Perlengkapan
pelindung diri termasuk semua pakaian dan aksesories pekerjaan lain yang
dirancang untuk menciptakan sebuah penghalang terhadap bahaya tempat kerja.
Penggunaan APD harus tetap di kontrol oleh pihak yang bersangkutan, khususnya di
sebuah tempat kerja.
B. Jenis dan Fungsi Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan
saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja
itu sendiri dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati
oleh pemerintah melalui Departement Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Hal ini
tertulis di Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
Per.08/Men/VII/2010 tentang pelindung diri. Adapun bentuk dari alat tersebut
adalah :
1.
Safety Helmet
Safety helmet berfungsi
sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung.
Gambar
2.1 Safety Helmet
2. Sepatu Pelindung (safety shoes)
Sepatu karet (sepatu boot) berfungsi sebagai alat pengaman saat
bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan
metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan
kimia, dan sebagainya.
Gambar 2.2 safety shoes
Sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau
situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan
di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
Gambar 2.3 Sarung Tangan
4.
Tali Pengaman (Safety
Harness)
Tali pengaman (safety harness) berfungsi sebagai pengaman saat bekerja
di ketinggian. Diwajibkan menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8
meter.
Gambar 2.4
Tali Pengaman
5. Penutup
Telinga (Ear Plug / Ear
Muff)
Penutup telinga
(ear plug/ear muff) berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang
bising.
Gambar
2.5 Penutup Telinga
6.
Kaca Mata Pengaman (Safety
Glasses)
Kaca mata pengaman (safety glasses) berfungsi
sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).
Gambar 2.6 Kaca
Mata
7.
Masker (Respirator)
Masker (respirator) berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat
dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).
Gambar 2.7
Masker
8.
Pelindung wajah (Face
Shield)
Pelindung wajah (face shield) berfungsi sebagai pelindung wajah dari
percikan benda asing saat bekerja (misal pekerjaan menggerinda)
Gambar 2.8
Pelindung Wajah
9.
Jas
Hujan (Rain Coat)
Jas hujan (rain
coat) berfungsi
melindungi dari percikan air saat bekerja (misal bekerja pada
waktu hujan atau
sedang mencuci alat).
Gambar 2.9 Jaz
Hujan
Semua jenis APD harus digunakan
sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang benar-benar sesuai dengan standar
keselamatan kerja (K3L : Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan). APD harus digunakan sesuai dengan jenis pekerjaan dan dalam jumlah
yang memadai, memastikan APD yang dugunakan aman untuk keselamatan pekerja,
selain itu APD juga harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
C. Cara merawat
·
Helm
Safety/ Helm Kerja (Hard hat)
1.
Helm kerja dijaga keadaannya dengan
pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya
oleh manajemen lini.
2.
Apabila dalam pemeriksaan tersebut
ditemukan alat helm kerja yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat
tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan (retak-retak, bolong
atau tanpa system suspensinya).
3.
Setiap manajemen lini harus memiliki
catatan jumlah karyawan yang memiliki helm kerja dan telah mengikuti training.
·
Kacamata
Safety (Safety Glasses)
1.
Kacamata safety dijaga keadaannya dengan
pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya
oleh manajemen lini.
2.
Apabila dalam pemeriksaan tersebut
ditemukan kacamata safety yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat
tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
3.
Penyimpanan masker harus terjamin
sehingga terhindar dari debu, kondisi yang ekstrim (terlalu panas atau terlalu
dingin), kelembaban atau kemungkinan tercemar bahan-bahan kimia berbahaya.
4.
Setiap manajemen lini harus memiliki
catatan jumlah karyawan yang memiliki kacamata safety dan telah mengikuti
training.
·
Sepatu
Safety (Safety Shoes)
1.
Sepatu safety dijaga keadaannya dengan
pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya
oleh manajemen lini.
2.
Apabila dalam pemeriksaan tersebut
ditemukan sepatu safety yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat
tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
3.
Setiap manajemen lini harus memiliki
catatan jumlah karyawan yang memiliki sepatu safety dan telah mengikuti
training.
·
Masker/
Perlindungan Pernafasan (Mask/ Respiratory Protection)
1.
Pelindung pernafasan dijaga keadaannya
dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta
kondisinya.
2.
Apabila dalam pemeriksaan tersebut
ditemukan alat pelindung pernafasan yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan
maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
3.
Kondisi dan kebersihan alat pelindung
pernafasan menjadi tanggung jawab karyawan yang bersangkutan,
4.
Kontrol terhadap kebersihan alat
tersebut akan selalu dilakukan oleh managemen lini.
·
Sarung
tangan
1.
Sarung tangan dijaga keadaannya dengan
pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya
oleh manajemen lini.
2.
Apabila dalam pemeriksaan tersebut
ditemukan sarung tangan yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat
tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
3.
Penyimpanan sarung tangan harus terjamin
sehingga terhindar dari debu, kondisi yang ekstrim (terlalu panas atau terlalu
dingin), kelembaban atau kemungkinan tercemar bahan-bahan kimia berbahaya.
BAB III
ALAT UKUR KELISTRIKAN
A.
Pengertian
Alat ukur listrik
adalah suatu peralatan/instrumen yang digunakan untuk mengukur besaran-besaran
listrik berdasarkan metode pengukuran. Besaranbesaran listrik tersebut
diantaranya besaran arus, tegangan, tahanan, impedansi, frekuensi, daya
listrik, kuat cahaya, dan lain-lain. Secara umum, alat ukur memiliki
karakteristik. Karakteristik alat ukur ada dua macam yaitu karakteristik statis
dan karakteristik dinamis.
Karakteristik statis
adalah hal-hal yang harus diperhitungkan bila alat ukur dipergunakan untuk
mengukur suatu keadaan yang tidak bergantung pada waktu. Yang termasuk dalam
karakterstik statis yaitu ketelitian, keterulangan, resolusi, sensitivitas,
kesalahan, validitas, dan reliabilitas.
Karakteristik dinamis
adalah hal-hal yang harus diperhitungkan bagaimana kecepatan/perubahan dari
suatu besaran ke besaran lain. Yang termasuk dalam karakteristik dinamis yaitu
kecepatan atau respon dan kecermatan.
B.
Ampere
Meter
Gambar 3.1 Ampere Meter
Ampere
meter berfungi untuk mengukur arus pada suatu rangkaian elektronika maupun
rangkaian elektrikal, ampere meter memiliki satuan A (ampere) atau biasa di
tulis dengan rumus I, dan ini susunan tangganya µA, mA, A, kA. Cara kerja alat ini
adalah dengan menderetkannya, atau memasang sacara seri kedalam suatu
penghantar, biasanya Ampere meter dapat bekerja bila sobat pasang di bagian
penghantar paling ujung.
Gambar 3.2 Cara meggunakan Ampere Meter
C.
Volt
Meter
Gambar 3.3 Volt Meter
Volt
artinya tegangan, dan meter adalah satuan pengukuran. Volt Meter digunakan
untuk mengukur tegangan yang masuk dalam suatu rangkaian, alat ukur ini lebih
sering digunakan oleh teknisi elektronika karena para teknisi elektronika harus
mengetahui seberapa volt tegangan yang masuk kedalam rangkaiannya, berbeda
dengan para teknisi elektrikal, atau instalatir yang sudah mengetahui bahwa
tegangan umum yang terdapat diindonesia adalan 200-220V untuk 1 fhasa dan 380v
untuk 3 fhasa yang kurang untuk penggunaan alat in.
Cara kerja alat ukur ini adalah dengan
memasangnya secara paralel – dan + bila arus DC, F dan N bila AC 1 Fhasa dan R
dan s, R dan T, S dan T untuk AC 3 fhasa. Volt di lambangkan dengan V
Gambar 3.4 Cara meggunakan Volt Meter
D.
Frekuensi Meter
Gambar 3.5 Frekuensi Meter
Digunakan
untuk mengukur seberapa kuat frekuensi yang masuk ke beban atau rangkaian,
frekuensi meter hanya dapat bekerja pada arus listrik AC karena arus DC atau
Direct current tidak memiliki frekuensi.
Frekuensi
sendiri adalah banyaknya gerakan persekon atau detik. Dan kita tahu bersama
bahwa Arus listrik AC seperti berkedip kedip namun karena kecepatan kedipan
yang cepat jadi seolah tidak terlihat.
Frekuensi
meter biasanya terdapat pada sebuah panel tenaga, bersama dengan Ampere meter
dan Volt meter, karena pada sebuah rangkaian panel tenaga, arus, tegangan, dan
frekuensinya sangatlah diperhitungkan demi menjaga umur dari beban, atau
tenaga, misalnya motor listrik 3Fhasa.
E.
Watt
Meter
Gambar 3.6 Watt Mater
Watt meter berfungsi untuk mengukur daya yang
dihasilkan oleh suatu komponen atau rangkaian, hitungan watt sering digunakan
oleh pegawai PLN untuk mengecek seberapa banyak daya yang dikeluarkan oleh satu
ruamah.
F.
KWH Meter
Gambar 3.7 KWH Meter
Pernahkah
sobat melihat dirumah ada kotak yang biasa di cek oleh pegawai PLN, nah itu
namanya adalah Kwh meter, atau Kilo Watt Hourmeter. Berfungsi untuk mengukur
seberapa wattkah daya yang dipakai oleh suatu rumah atau gedung.
Sehingga
para pegawai PLN dapat mengetahui seberapa banyak daya yang dipakai dan sebagai
referensi dalam menentukan beban biaya tagihan listrik. Kwh mter yang umum dan
terdapat dirumah-rumah terbagi menjadi 2 yaitu Kwh meter prabayar atau token,
dan Kwh meter pasca bayar atau yang biasa.
G.
Megger
Gambar 3.8 Megger
Alat ukur ini berfungsi untuk mengukur. Yah semua
orang tahu, tapi apa yang dapat diukur oleh megger? Yang dapat diukur oleh
meger adalah ketahanan isolasi dari suatu rangkaian elektrik,biasa digunakan
oleh para teknisi untuk mengukur ketahanan isolasi suatu listrik bertegangan
tinggi. Karena kekuatan isolasi sangatlah penting bila tegangannya tinggi.
Isolasi adalah zat atau alat yang diapai untuk
membungkus atau nelindungi penghantar arus listrik dengan sentuhan langsung
manusia, misalnya dalam kabel terdapat isolasi yaitu ada yang terbuat dari
karet dan zat isolasi lain.
H.
Taco Meter
Gambar 3.9 Taco Meter
Sebenarnya
alat ukur ini tidaklah sesuai dengan materi kelistrikan karena alat ini
diguanakan untuk mengukur seberapa cepat putaran yang diperoleh oleh suatu
benda. Namun banyak sekali anak kelistrikan, khususnya yang sedang mempelajari
kinerja motor listrik yang menggunakan Taco meter untuk mengukur seberapa cepat
kecepatan motor listrik dan seberapa efisienkah daya yang dikeluarkan. RPM adalah
hitungannya.
I.
Osciloscope
Gambar 3.10 Osiloscope
Alat ukur ini berfungsi
untuk mengukur atau memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat
dalam bentuk sinyal digital. Sehingga dapat diteliti dan dipelajari beberapa
fungsi lain dari alat ukur ini antara lain : untuk menyelidikigejala yang
bersipat periodik, mengetahui beda pasa masukan dan keluarn, dan mengukur
amplitudo yang dihasilkan oleh radio dan generator pembangkit sinyal.
Osciloscope biasanya dilengkapi dengan tabung CRT atau sinar katoda.
J.
Generator Fungsi
Gambar 3.11 Generator Fungsi
Fungsi alat ukur ini adalah sebagai sumber pemicu
yang diperlukan dan merupakan bagaian dari peralatan uji coba elektronik yang
digunakan untuk menciptakan gelombang. Generator fungsi analog umumnya
menghasilkan gelombang segitiga sebagai dasar dari semua outputnya. Segitiga
ini dihasilkan oleh kapasitor yang dimuat dan dilepas secara berulang-ulang
dari sumber arus konstan.
K.
Tang Ampere
Gambar 3.12 Tang Ampere
Tang ampere adalah alat ukur yang fungsinya sama dengan multimeter.
Kelebihan dari tang ampere ini lebih mudah dalam mengukur arus listrik karena
hanya perlu membuka capit tangnya kemudian memasukkan kabel yang ingin diukur
lalu lepas pengungkitnya. Maka angka hasil pengukuran akan keluar. Saya
pribadi, lebih memilih tang ampere ini dibanding alat ukur lainnya karena lebih
mudah dan praktis.
L.
Avo
Meter
Avometer adalah alat
ukur kombinasi dari 3 alat ukur yang sangat penting bagi seorang teknisi
listrik yaitu Ampere, Volt, dan Ohm meter.
Avometer adalah alat
ukur yang sangat umum digunakan oleh para ahli karena selain dengan
keunggulannya mencakup banyak fungsi, namun harganya yang murah dan barang yang
mudah dibawa adalah keunggulan lain dari Avometer.
BAB IV
HAND TOOL KELISTRIKAN
A.
Pengertian
Hand Tools adalah alat yang dalam penggunaannya
hanya menggunakan tenaga mansia untuk pengoperasiannya, yang di gunakan oleh
mekanik dalam mempermudah pekerjaannya.
B.
Obeng (Screw driver)
Obeng adalah sebuah alat yang digunakan untuk
mengencangkan atau mengendorkan baut. Cara penggunaan obeng dengan cara memutarkan
bagian atas dari baut untuk mengencangkan atau mengendorkan.
Gambar 4.1 obeng
C.
Macam-macam Kunci ( Wrenches)
1)
Kunci Pas
Adalah alat dari logam
dengan bermacam-macam ukuran untuk mengencangkan dan melepas baut dan mur yang
tidak terlalu kuat momen pengencangannya atau kepala baut dan mur yang telah
dilonggarkan dengan kunci ring.
Gambar 4.2 Kunci Pas
2)
Kunci ring
Kunci ring dengan
kontruksi dua belas sudut (mata) memungkinkan dapat digunakan pada ruangan yang
terbatas. Karena dindingnya yang tipis, kunci ring dapat digunakan pada posisi
dimana kunci pas tidak dapat digunakan.
Gambar 4.3 Kunci ring
3)
Kunci Sock
Dalam satu box kunci sock, terdiri dari mata sock,
handle serta sambungan-sambungan dan
joint.
Gambar 4.4 Kunci ring
·
Mata sock
Mata sock terdiri dari sock segi duabelas, segi
delapan dan segi enam. Sedangkan variasi bentuknya, ada yang panjang maupun pendek.
Biasanya mata sock memiliki ukuran 10-33 mm.
Gambar 4.5 Mata Sock
·
Sliding handle
Gambar 4.6 Sliding Handle
·
Speed handle
Gambar 4.7 Sliding Handle
·
Extension
Gambar 4.8 Extension
·
Nut spinner
Gambar 4.9 Nut spinner
·
Universal joint
Gambar 4.10 Universal joint
D.
Tang (pliers)
Tang merupakan salah satu peralatan bengkel yang
berfungsi untuk memegang, memotong, melepas dan memasang komponen dan lain
sebagainya.
Bentuk dan jenis tang
beragam. Namun umumnya hanya terbagi atas tiga jenis, yaitu
- Tang pemotong (cutting pliers) : Kedua bagian kepala atas dan
bawah (rahang) tajam. Tang ini cocok untuk memotong kawat dan kabel.
- Tang penjepit (Clamp pliers): Memiliki rahang yang bergerigi
sebagi capitan. Biasanya gerigi ini sangat rapat dengan ujung rahang
runcing. Ini untuk menjangkau celah yang kecil.
- Tang pengunci (Clocking Pliers): Rahang bergerigi yang renggang
agar tak licin ketika pengencangan baut.
1)
Tang Kombinasi (Multi Purpose Plier)
Ujung rahang yang bergerigi rapat, untuk menjepit kawat atau kabel. Di
tengahnya, bagian yang bergerigi renggang, untuk mengunci mur. Rahang tajam
sebagai pemotong kawat dan kabel. Kelemahannya, jika celah antar rahang
berkarat akan berakibat macet.
Tang kombinasi digunakan untuk memegang,memuntir dan memotong benda
kerja, misal kawat penghantar ( kabel.)
Gambar 4.11 Tang Kombinasi
2)
Tang Pemotong (cutting pliers)
Memiliki rahang tajam / mata pisau di sisi dalamnya.
Fungsinya untuk memotong kawat, kabel plastik, dan fiber tipis. Bahannya dari
besi chrome vanadium. Gagangnya dilapis plastik. Kelemahan, tidak mampu
memotong ukuran bidang yang besar atau tebal.
Gambar 4.12 Tang potong
3)
Tang Cucut (Long Nose Plier)
Bentuknya mirip ikan cucut: moncong pipih, panjang,
dan berbentuk gergaji. Sebab itu, tang ini dikenal sebagai “tang cucut”.
Berfungsi sebagai penjepit kawat atau kabel. Namun Anda dapat memanfaatkan
bagian dalam rahang yang tajam sebagai pemotong kabel.
Gambar 4.13 Tang cucut
4)
Tang Pengelupas Kabel
(Crimping Plier Tool Kit) / Tang penjepit kabel
Untuk Pekerjaan
instalasi kabel listrik, tang ini dapat membantu. Bagian rahang sebagai
penjepit kabel. Di bawah rahang yang tajam sebagai pemotong kabel. Di gagang
yang bergerigi untuk mengelupas kabel. Tang ini mempunyai beberapa bentuk.
Gambar 4.14 Tang Pengelupas
5)
Tang Kakatua (Tower
Pincer)
Dikenal sebagai “tang kakatua” karena bentuknya mirip
paruh burung kakatua. Fungsinya sebagai pemotong kawat dan kabel. Terbuat dari
baja dan bergagang lapis karet untuk menjaga agar tak licin ketika digunakan.
Kelemahannya, jika tang digunakan untuk memotong bahan yang tebal dan keras
dapat menjadi tumpul.
Gambar 4.15 Tang kakatua
6)
Tang Buaya (Locking Plier Tool Kit)
Tang ini dikenal dengan sebutan “tang buaya”.
Rahangnya yang bergerigi untuk mengunci dan melepas baut. Jika ukuran baut
besar, tang dapat diatur sesuai ukuran baut. Carannya, lebarkan kedua tungkai,
lalu kunci dengan sekrup pengatur sekaligus pengunci yang ada di ujung atas
tungkai. Jika ingin mengubahnya lagi, Anda cukup melepaskan tuas di bagian
tungkai bawah. Kelemahannya, sekrup pengatur dan pengunci agak keras. Ini
karena drat mur dan baut terlampau dalam.
Gambar 4.16 Tang buaya
E.
Palu (Hammer)
Palu adalah alat bantu untuk memukul benda kerja yang
aman, konstruksinya terdiri dari kepala palu yang keras terbuat dari baja
karbon (0.60-0.80%), karet, plastik ataupun kayu. Gagang palu disesuaikan
dengan ukuran kepala palu. Kepala palu terdiri dari dua permukaan yang bisa
dipergunakan untuk memukul.
1)
Palu Konde ( Ball Pein Hammer)
Fungsi asli dari palu
ini adalah untuk mengetok paku rivet atau material pengelasan, yang
membuatnya sebagai fleksibel logam sekitarnya. Bola dari palu ini
digunakan untuk memotong, memperluas dan membentuk hasil akhir dari tembaga,dan
mangkok paku rivet.
Gambar 4.17 Palu konde
2)
Palu Pen Searah (straight pein hammer)
Digunakan meratakan
& merapatkan bagian sisi/sudut yang letaknya searah.
Gambar 4.18 Palu pen searah
3)
Palu Pen Melintang (Cross pein hammer)
Untuk meratakan
& merapatkan bagian sisi / sudut yang letaknya melintang.
Gambar 4.19 Palu pen
melintang
4)
Palu Kayu
Untuk membentuk pelat
dari bahan stainless steel/galvanis.
Gambar 4.20 Palu kayu
5) Palu Karet
Digunakan
untuk menghasilkan bentuk dengan sedikit bekas
pemukulan pada permukaan pelat alumunium / tembaga.
Gambar
4.21 Palu karet
6) Palu Plastik
Untuk
menghasilkan bentuk dengan sedikit bekas pemukulan pada
permukaan pelat alumunium / tembaga.
Gambar
4.22 Palu plastik