Kamis, 24 Juni 2021

MODUL PEMBELAJARAN K3 APD, ALAT UKUR, DAN HAND TOOL

 

MODUL PPEMBELAJARAN

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3), APD, ALAT UKUR, HAND TOOL

 

 

 

 


 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


SMK PGRI 1 GRESIK

TEKNIK KETEAGALISTRIKAN

2021/2022

 

 


 

BAB I

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

 

A.    Pendahuluan

Selalu ada resiko kegagalan (risk of failures) pada setiap proses/aktifitas pekerjaan, baik itu disebabkan perencanaan yang kurang sempurna, pelaksanaan yang kurang cermat, maupun akibat yang tidak disengajanseperti keadaan cuaca, bencana alam, dll.Salah satu risiko pekerjaan yang terjadi adalah adanya kecelakaan kerja.Saat kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek kerugian (loss), oleh karena itu sebisa mungkin dan sedini mungkin, kecelakaan/potensi kecelakaan kerja harus dicegah/dihilangkan, atau setidak-tidaknya dikurangi dampaknya. 

Penanganan masalah keselamatan kerja di dalam sebuah perusahaan harus dilakukan secara serius oleh seluruh komponen pelaku usaha, tidak bisa secara parsial dan diperlakukan sebagai bahasan-bahasan marginal dalam perusahaan.Urusan K3 bukan hanya urusan EHS Officer saja, mandor saja atau direktur saja, tetapi harus menjadi bagian dan urusan semua orang yang ada di lingkungan pekerjaan. Urusan K3 tidak hanya sekedar pemasangan spanduk, poster dan semboyan, lebih jauh dari itu K3 harus menjadi nafas setiap pekerja yang berada di tempat kerja. Kuncinya adalah kesadaran akan adanya risiko bahaya dan perilaku yang merupakan kebiasaan untuk bekerja secara sehat dan selamat.

 

B.     Filosofi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Filosofi dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja dalam menjalankan pekerjaannya, melalui upaya-upaya pengendalian semua bentuk potensi bahaya yang ada di lingkungan tempat kerjanya. Bila semua potensi bahaya telah dikendalikan dan memenuhi batas standar aman, maka akan memberikan kontribusi terciptanya kondisi lingkungan kerja yang aman, sehat, dan proses produksi menjadi lancar, yang pada akhirnya akan dapat menekan risiko kerugian dan berdampak terhadap peningkatan produktivitas.

 

C.   Arus Listrik Serta Keamanan dan Keselamatan Manusia

Keamanan adalah kebutuhan dasar manusia prioritas kedua berdasarkan kebutuhan fisiologis dalam hirarki Maslow yang harus terpenuhi selama hidupnya, sebab dengan terpenuhinya rasa aman, setiap individu dapat berkarya dengan optimal dalam hidupnya. Mencari lingkungan yang betul-betul aman memang sulit, maka konsekuensinya promosi keamanan berupa kesadaran dan penjagaan adalah hal yang penting.

Dalam rangka usaha menyadarkan pentingnya menjaga keamanan dan menyediakan keamanan bagi anggota keluarga, komunitas dan masyarakat, sangat relevan membahas keamanan dari arus listrik karena arus listrik termasuk penyebab kecelakaan yang cukup dominan yang menyebabkan kebakaran maupun kematian (electrocution), terjadi baik pada perumahan maupun industri. Beberapa penyebab yang berpotensi menyebabkan kecelakaan listrik pada lingkungan kerja maupun rumah tangga: 

1.      Buruknya kondisi instalasi listrik, antara lain disebabkan oleh:

a)      Pemasangan kabel yang serampangan. Banyak sekali dijumpai kasus instalasi listrik yang serampangan dengan kurang mempertimbangkan kemampuan kabel untuk menyalurkan daya. Demikian juga dengan banyaknya sambungan listrik yang memperbesar impedansi kabel. Kedua hal tersebut dapat meningkatkan suhu kabel sehingga menyebabkan rusaknya isolasi kabel. Rusaknya isolasi kabel berpotensi terjadinya hubung singkat atau kontak dengan manusia.

b)      Rusaknya isolasi kabel karena usia. Seiring dengan bertambahnya usia kabel, kualitas isolasi kabel juga semakin berkurang. Kondisi ini tidak hanya ditemui di rumah tangga, tetapi juga di industri. Tidak mengherankan jika kita sering menjumpai kabel yang sudah berumur lebih dari 10 tahun masih digunakan dalam instalasi rumah. Rusaknya isolasi kabel berpotensi menimbulkan kebakaran, dan melalui media lain seperti air atau kayu yang lapuk/basah kontak tidak langsung dengan manusia (kesetrum/electric shock).

2.      Kurangnya pemahaman terhadap lingkungan/object kerja

Bekerja dengan alat-alat baru atau alat yang sudah tua, memerlukan perhatian khusus. Analisa yang mendalam (job safety analisys/JSA) perlu dibuat untuk menggantisipasi hal-hal yang tidak lazim tetapi berpotensi terjadi, semisal asumsi rusaknya isolasi.

3.      Pengggunaan pemanas listrik

Bahaya rusaknya isolasi pada alat pemanas listrik sangat besar, terutama jika isolasi berhubungan langsung dengan manusia atau media penghantar listrik yang berpotensi kontak dengan manusia. Sebagai contoh water heater. Air mengalir melalui rangkaian pemanas listrik berisolasi. Jika terjadi kebocoran isolasi maka aliran listrik juga akan mengalir melalui air yang dilewatkan. Bisa dibayangkan bahaya yang mengancam jika air tersebut sedang digunakan untuk mandi?

D.    Bahaya Listrik dan Sistem Pengamanannya

Pada satu sisi, dalam menjalankan aktivitas sehari-hari kita sangat membutuhkan daya listrik. Namun pada sisi lain, listrik sangat membahayakan keselamatan kita kalau tidak dikelola dengan baik. Sebagian besar orang pernah mengalami/merasakan sengatan listrik, dari yang hanya merasa terkejut saja sampai dengan yang merasa sangat menderita. Oleh karena itu, untuk mencegah dari hal-hal yang tidak diinginkan, kita perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya listrik dan jalan yang terbaik adalah melalui peningkatan pemahaman terhadap sifat dasar kelistrikan yang kita gunakan.

1.      Bahaya Listrik

Bahaya listrik dibedakan menjadi dua, yaitu bahaya primer dan bahaya sekunder. Bahaya primer adalah bahaya-bahaya yang disebabkan oleh listrik secara langsung, seperti bahaya sengatan listrik dan bahaya kebakaran atau ledakan (Gambar 1.1).

                     (a) Sengatan Listrik                                                         (b) Kebakaran dan Peledakan

Gambar 1.1 Bahaya Premier Listrik

 

Sedangkan bahaya sekunder adalah bahaya-bahaya yang diakibatkan listrik secara tidak langsung. Namun bukan berarti bahwa akibat yang ditimbulkannya lebih ringan dari yang primer. Contoh bahaya sekunder antara lain adalah tubuh/bagian tubuh terbakar baik langsung maupun tidak langsung, jatuh dari suatu ketinggian, dan lain-lain (Gambar 1.2).

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 1.2 Bahaya Sekunder Listrik

2.      Bahaya Listrik bagi Manusia

Dampak sengatan listrik antara lain adalah:

a.       Gagal kerja jantung (Ventricular Fibrillation), yaitu berhentinya denyut jantung atau denyutan yang sangat lemah sehingga tidak mampu mensirkulasikan darah dengan baik. Untuk mengembalikannya perlu bantuan dari luar.

b.        Gangguan pernafasan akibat kontraksi hebat (suffocation) yang dialami oleh paru-paru.

1)      Kerusakan sel tubuh akibat energi listrik yang mengalir di dalam tubuh,

2)      Terbakar akibat efek panas dari listrik.

3.      Tiga Faktor Penentu Tingkat Bahaya Listrik

Ada tiga faktor yang menentukan tingkat bahaya listrik bagi manusia, yaitu tegangan (V), arus (I) dan tahanan (R). Ketiga faktor tersebut saling mempengaruhi antara satu dan lainnya yang ditunjukkan dalam hukum Ohm, pada Gambar 1.3.

Gambar 1.3. Tingkat Bahaya Listrik Pada Tegangan, Arus dan Tahanan

 

Tegangan (V) dalam satuan volt (V) merupakan tegangan sistem jaringan listrik atau sistem tegangan pada peralatan. Arus (I) dalam satuan ampere (A) atau mili- ampere (mA) adalah arus yang mengalir dalam rangkaian, dan tahanan (R) dalam satuan ohm, kilo ohm atau mega ohm adalah nilai tahanan atau resistansi total saluran yang tersambung pada sumber tegangan listrik. Sehingga:

Bila dalam hal ini titik perhatiannya pada unsur manusia, maka selain kabel (peng-hantar), sistem pentanahan, dan bagian dari peralatan lain, tubuh kita termasuk bagian dari tahanan rangkaian tersebut (Gambar 1.4).

Gambar 1.4. Tubuh Manusia Bagian Dari Rangkaian

Bila dalam hal ini titik perhatiannya pada unsur manusia, maka selain kabel (penghantar), sistem pentanahan, dan bagian dari peralatan lain, tubuh kita termasuk bagian dari tahanan rangkaian tersebut (Gambar 1.4).

Tingkat bahaya listrik bagi manusia, salah satu faktornya ditentukan oleh tinggi rendah arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh kita. Sedangkan kuantitas arus akan ditentukan oleh tegangan dan tahanan tubuh manusia serta tahanan lain yang menjadi bagian dari saluran. Berarti peristiwa bahaya listrik berawal dari sistem tegangan yang digunakan untuk mengoperasikan alat.

Semakin tinggi sistem tegangan yang digunakan, semakin tinggi pula tingkat bahayanya. Jaringan listrik tegangan rendah di Indonesia mempunyai tegangan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.5 dan sistem tegangan yang digunakan di Indonesia adalah: fasa-tunggal 220 V, dan fasa-tiga 220/380 V dengan frekuensi 50 Hz. Sistem tegangan ini sungguh sangat berbahaya bagi keselamatan manusia.

Gambar 1.5 Sistem Tegangan Rendah di Indonesia

 

 

 

 

 

 

BAB II

ALAT PERLINDUNGAN DIRI (APD)

 

A.    Definisi Alat Pelindung Diri (APD)

Alat Pelindung Diri ( APD ) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. APD juga merupakan kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai kebutuhan untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya.

Perlengkapan pelindung diri termasuk semua pakaian dan aksesories pekerjaan lain yang dirancang untuk menciptakan sebuah penghalang terhadap bahaya tempat kerja. Penggunaan APD harus tetap di kontrol oleh pihak yang bersangkutan, khususnya di sebuah tempat kerja.

 

B.     Jenis dan Fungsi Alat Pelindung Diri (APD)

Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui  Departement Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Hal ini tertulis di Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010 tentang pelindung diri. Adapun bentuk dari alat tersebut adalah :

1.      Safety Helmet

Safety helmet berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung.

Description: C:\Users\HUDI GERINDRA\Downloads\k3\images (1).jpg
 

 

 

 


Gambar 2.1 Safety Helmet

2.      Sepatu Pelindung (safety shoes)

Description: C:\Users\HUDI GERINDRA\Downloads\k3\download (2).jpgSepatu karet (sepatu boot) berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dan sebagainya.

 

 

 

 

Gambar 2.2 safety shoes

 

3.      Sarung Tangan

Description: C:\Users\HUDI GERINDRA\Downloads\k3\images (4).jpgSarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.

 

 

 

 

 

Gambar 2.3 Sarung Tangan

 

4.      Tali Pengaman (Safety Harness)

Tali pengaman (safety harness) berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter.

Description: C:\Users\HUDI GERINDRA\Downloads\k3\images (3).jpg
 

 

 


Gambar 2.4 Tali Pengaman

5.      Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)

Penutup telinga (ear plug/ear muff) berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.

Description: C:\Users\HUDI GERINDRA\Downloads\k3\images.jpg
 

 

 


Gambar 2.5 Penutup Telinga

 

6.      Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)

Kaca mata pengaman (safety glasses) berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).

Description: C:\Users\HUDI GERINDRA\Downloads\k3\download.jpg
 

 

 

 


Gambar 2.6 Kaca Mata

7.      Masker (Respirator)

Description: C:\Users\HUDI GERINDRA\Downloads\k3\images (2).jpgMasker (respirator) berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).

 

 

 

Gambar 2.7 Masker

 

8.      Pelindung wajah (Face Shield)

Pelindung wajah (face shield) berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja (misal pekerjaan menggerinda)

Description: C:\Users\HUDI GERINDRA\Downloads\k3\kaca mata.jpg

Gambar 2.8 Pelindung Wajah

9.      Jas Hujan (Rain Coat)

Jas hujan (rain coat) berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan atau sedang mencuci alat).

Description: C:\Users\HUDI GERINDRA\Downloads\k3\baju jadi.jpg

Gambar 2.9 Jaz Hujan

Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja (K3L : Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan). APD harus digunakan sesuai dengan jenis pekerjaan dan dalam jumlah yang memadai, memastikan APD yang dugunakan aman untuk keselamatan pekerja, selain itu APD juga harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

 

 

 

 

 

 

 

 

C.    Cara merawat 

·           Helm Safety/ Helm Kerja (Hard hat)

1.      Helm kerja dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.

2.         Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan (retak-retak, bolong atau tanpa system suspensinya).

3.         Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang memiliki helm kerja dan telah mengikuti training.

·           Kacamata Safety (Safety Glasses)

1.         Kacamata safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.

2.         Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan kacamata safety yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.

3.         Penyimpanan masker harus terjamin sehingga terhindar dari debu, kondisi yang ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin), kelembaban atau kemungkinan tercemar bahan-bahan kimia berbahaya.

4.         Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang memiliki kacamata safety dan telah mengikuti training.

·           Sepatu Safety (Safety Shoes)

1.         Sepatu safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.

2.         Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sepatu safety yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.

3.         Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang memiliki sepatu safety dan telah mengikuti training.

·           Masker/ Perlindungan Pernafasan (Mask/ Respiratory Protection)

1.         Pelindung pernafasan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya.

2.         Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat pelindung pernafasan yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.

3.         Kondisi dan kebersihan alat pelindung pernafasan menjadi tanggung jawab karyawan yang bersangkutan,

4.         Kontrol terhadap kebersihan alat tersebut akan selalu dilakukan oleh managemen lini.

·           Sarung tangan

1.         Sarung tangan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.

2.         Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sarung tangan yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.

3.         Penyimpanan sarung tangan harus terjamin sehingga terhindar dari debu, kondisi yang ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin), kelembaban atau kemungkinan tercemar bahan-bahan kimia berbahaya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

ALAT UKUR KELISTRIKAN

 

A.    Pengertian

Alat ukur listrik adalah suatu peralatan/instrumen yang digunakan untuk mengukur besaran-besaran listrik berdasarkan metode pengukuran. Besaranbesaran listrik tersebut diantaranya besaran arus, tegangan, tahanan, impedansi, frekuensi, daya listrik, kuat cahaya, dan lain-lain. Secara umum, alat ukur memiliki karakteristik. Karakteristik alat ukur ada dua macam yaitu karakteristik statis dan karakteristik dinamis.

Karakteristik statis adalah hal-hal yang harus diperhitungkan bila alat ukur dipergunakan untuk mengukur suatu keadaan yang tidak bergantung pada waktu. Yang termasuk dalam karakterstik statis yaitu ketelitian, keterulangan, resolusi, sensitivitas, kesalahan, validitas, dan reliabilitas.

Karakteristik dinamis adalah hal-hal yang harus diperhitungkan bagaimana kecepatan/perubahan dari suatu besaran ke besaran lain. Yang termasuk dalam karakteristik dinamis yaitu kecepatan atau respon dan kecermatan.

 

B.      Ampere Meter

Gambar 3.1 Ampere Meter

Ampere meter berfungi untuk mengukur arus pada suatu rangkaian elektronika maupun rangkaian elektrikal, ampere meter memiliki satuan A (ampere) atau biasa di tulis dengan rumus I, dan ini susunan tangganya µA, mA, A, kA. Cara kerja alat ini adalah dengan menderetkannya, atau memasang sacara seri kedalam suatu penghantar, biasanya Ampere meter dapat bekerja bila sobat pasang di bagian penghantar paling ujung.

 

 

 

 

 

 


Gambar 3.2 Cara meggunakan Ampere Meter

 

C.     Volt Meter

Gambar 3.3 Volt Meter

Volt artinya tegangan, dan meter adalah satuan pengukuran. Volt Meter digunakan untuk mengukur tegangan yang masuk dalam suatu rangkaian, alat ukur ini lebih sering digunakan oleh teknisi elektronika karena para teknisi elektronika harus mengetahui seberapa volt tegangan yang masuk kedalam rangkaiannya, berbeda dengan para teknisi elektrikal, atau instalatir yang sudah mengetahui bahwa tegangan umum yang terdapat diindonesia adalan 200-220V untuk 1 fhasa dan 380v untuk 3 fhasa yang kurang untuk penggunaan alat in.
Cara kerja alat ukur ini adalah dengan memasangnya secara paralel – dan + bila arus DC, F dan N bila AC 1 Fhasa dan R dan s, R dan T, S dan T untuk AC 3 fhasa. Volt di lambangkan dengan V

Gambar 3.4 Cara meggunakan Volt Meter

D.    Frekuensi Meter

Gambar 3.5 Frekuensi Meter

Digunakan untuk mengukur seberapa kuat frekuensi yang masuk ke beban atau rangkaian, frekuensi meter hanya dapat bekerja pada arus listrik AC karena arus DC atau Direct current tidak memiliki frekuensi.

Frekuensi sendiri adalah banyaknya gerakan persekon atau detik. Dan kita tahu bersama bahwa Arus listrik AC seperti berkedip kedip namun karena kecepatan kedipan yang cepat jadi seolah tidak terlihat.

Frekuensi meter biasanya terdapat pada sebuah panel tenaga, bersama dengan Ampere meter dan Volt meter, karena pada sebuah rangkaian panel tenaga, arus, tegangan, dan frekuensinya sangatlah diperhitungkan demi menjaga umur dari beban, atau tenaga, misalnya motor listrik 3Fhasa.

 

E.      Watt Meter

Gambar 3.6 Watt Mater

Watt meter berfungsi untuk mengukur daya yang dihasilkan oleh suatu komponen atau rangkaian, hitungan watt sering digunakan oleh pegawai PLN untuk mengecek seberapa banyak daya yang dikeluarkan oleh satu ruamah.

F.     KWH Meter

Gambar 3.7 KWH Meter

Pernahkah sobat melihat dirumah ada kotak yang biasa di cek oleh pegawai PLN, nah itu namanya adalah Kwh meter, atau Kilo Watt Hourmeter. Berfungsi untuk mengukur seberapa wattkah daya yang dipakai oleh suatu rumah atau gedung.

Sehingga para pegawai PLN dapat mengetahui seberapa banyak daya yang dipakai dan sebagai referensi dalam menentukan beban biaya tagihan listrik. Kwh mter yang umum dan terdapat dirumah-rumah terbagi menjadi 2 yaitu Kwh meter prabayar atau token, dan Kwh meter pasca bayar atau yang biasa.

 

G.     Megger

Gambar 3.8 Megger

 

Alat ukur ini berfungsi untuk mengukur. Yah semua orang tahu, tapi apa yang dapat diukur oleh megger? Yang dapat diukur oleh meger adalah ketahanan isolasi dari suatu rangkaian elektrik,biasa digunakan oleh para teknisi untuk mengukur ketahanan isolasi suatu listrik bertegangan tinggi. Karena kekuatan isolasi sangatlah penting bila tegangannya tinggi.

Isolasi adalah zat atau alat yang diapai untuk membungkus atau nelindungi penghantar arus listrik dengan sentuhan langsung manusia, misalnya dalam kabel terdapat isolasi yaitu ada yang terbuat dari karet dan zat isolasi lain.

 

H.    Taco Meter

Gambar 3.9 Taco Meter

Sebenarnya alat ukur ini tidaklah sesuai dengan materi kelistrikan karena alat ini diguanakan untuk mengukur seberapa cepat putaran yang diperoleh oleh suatu benda. Namun banyak sekali anak kelistrikan, khususnya yang sedang mempelajari kinerja motor listrik yang menggunakan Taco meter untuk mengukur seberapa cepat kecepatan motor listrik dan seberapa efisienkah daya yang dikeluarkan. RPM adalah hitungannya.

 

I.       Osciloscope

Gambar 3.10 Osiloscope

Alat ukur ini berfungsi untuk mengukur atau memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dalam bentuk sinyal digital. Sehingga dapat diteliti dan dipelajari beberapa fungsi lain dari alat ukur ini antara lain : untuk menyelidikigejala yang bersipat periodik, mengetahui beda pasa masukan dan keluarn, dan mengukur amplitudo yang dihasilkan oleh radio dan generator pembangkit sinyal. Osciloscope biasanya dilengkapi dengan tabung CRT atau sinar katoda.

 

J.      Generator Fungsi

Gambar 3.11 Generator Fungsi

Fungsi alat ukur ini adalah sebagai sumber pemicu yang diperlukan dan merupakan bagaian dari peralatan uji coba elektronik yang digunakan untuk menciptakan gelombang. Generator fungsi analog umumnya menghasilkan gelombang segitiga sebagai dasar dari semua outputnya. Segitiga ini dihasilkan oleh kapasitor yang dimuat dan dilepas secara berulang-ulang dari sumber arus konstan.

 

K.     Tang Ampere

Gambar 3.12 Tang Ampere

Tang ampere adalah alat ukur yang fungsinya sama dengan multimeter. Kelebihan dari tang ampere ini lebih mudah dalam mengukur arus listrik karena hanya perlu membuka capit tangnya kemudian memasukkan kabel yang ingin diukur lalu lepas pengungkitnya. Maka angka hasil pengukuran akan keluar. Saya pribadi, lebih memilih tang ampere ini dibanding alat ukur lainnya karena lebih mudah dan praktis.

 

L.      Avo Meter

Avometer adalah alat ukur kombinasi dari 3 alat ukur yang sangat penting bagi seorang teknisi listrik yaitu Ampere, Volt, dan Ohm meter.

Avometer adalah alat ukur yang sangat umum digunakan oleh para ahli karena selain dengan keunggulannya mencakup banyak fungsi, namun harganya yang murah dan barang yang mudah dibawa adalah keunggulan lain dari Avometer.  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

HAND TOOL KELISTRIKAN

 

A.    Pengertian

Hand Tools adalah alat yang dalam penggunaannya hanya menggunakan tenaga mansia untuk pengoperasiannya, yang di gunakan oleh mekanik dalam mempermudah pekerjaannya.

 

B.      Obeng (Screw driver)

Obeng adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengencangkan atau mengendorkan baut. Cara penggunaan obeng dengan cara memutarkan bagian atas dari baut untuk mengencangkan atau mengendorkan.

Gambar 4.1 obeng

 

C.    Macam-macam Kunci ( Wrenches)

1)      Kunci Pas

Adalah alat dari logam dengan bermacam-macam ukuran untuk mengencangkan dan melepas baut dan mur yang tidak terlalu kuat momen pengencangannya atau kepala baut dan mur yang telah dilonggarkan dengan kunci ring.

http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ6lZtkDaUsg-HzHHlcsj7YPl8hkiElcQGAtdKIvDG2dK-gf5qd

Gambar 4.2 Kunci Pas

 

 

2)      Kunci ring

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfHzxIE1r9P8LIQ3jvzy8bLEaonxx5pkPLU_LZumC1udcgY0rNtw3hAWRl3h_43LaGt6MRLDDvGMURoMM06JM16Gm5amanFRJP9P6HGqKjvHxrhvhwvfVK9sY9uwY5lFHvM1WcpL9Uajcn/s1600/ring.pngKunci ring dengan kontruksi dua belas sudut (mata) memungkinkan dapat digunakan pada ruangan yang terbatas. Karena dindingnya yang tipis, kunci ring dapat digunakan pada posisi dimana kunci pas tidak dapat digunakan.

 

 

 

Gambar 4.3 Kunci ring

 

3)      Kunci Sock

Dalam satu box kunci sock, terdiri dari mata sock, handle serta sambungan-sambungan dan joint.

Gambar 4.4 Kunci ring

·         Mata sock

Mata sock terdiri dari sock segi duabelas, segi delapan dan segi enam. Sedangkan variasi bentuknya, ada yang panjang maupun pendek. Biasanya mata sock memiliki ukuran 10-33 mm.

Gambar 4.5 Mata Sock

 

 

·         Sliding handle

Gambar 4.6 Sliding Handle

·         Speed handle

Gambar 4.7 Sliding Handle

·         Extension

Gambar 4.8 Extension

·         Nut spinner

Gambar 4.9 Nut spinner

·         Universal joint

Gambar 4.10 Universal joint

 

D.    Tang (pliers)

Tang merupakan salah satu peralatan bengkel yang berfungsi untuk memegang, memotong, melepas dan memasang komponen dan lain sebagainya.

Bentuk dan jenis tang beragam. Namun umumnya hanya terbagi atas tiga jenis, yaitu

  1. Tang pemotong (cutting pliers) : Kedua bagian kepala atas dan bawah  (rahang) tajam. Tang ini cocok untuk memotong kawat dan kabel.
  2. Tang penjepit (Clamp pliers): Memiliki rahang yang bergerigi sebagi capitan. Biasanya gerigi ini sangat rapat dengan ujung rahang runcing. Ini untuk menjangkau celah yang kecil.
  3. Tang pengunci (Clocking Pliers): Rahang bergerigi yang renggang agar tak licin ketika pengencangan baut.

 

1)      Tang Kombinasi (Multi Purpose Plier)

Ujung rahang yang bergerigi rapat, untuk menjepit kawat atau kabel. Di tengahnya, bagian yang bergerigi renggang, untuk mengunci mur. Rahang tajam sebagai pemotong kawat dan kabel. Kelemahannya, jika celah antar rahang berkarat akan berakibat macet.

Tang kombinasi digunakan untuk memegang,memuntir dan memotong benda kerja, misal kawat penghantar ( kabel.)

http://www.sinarsuryatools.com/images/products/Clamping%20&%20Cutting/Tang%20Kombinasi%20%27FUKUDA%27%20Profesional.jpg

Gambar 4.11 Tang Kombinasi

 

2)      Tang Pemotong (cutting pliers)

Memiliki rahang tajam / mata pisau di sisi dalamnya. Fungsinya untuk memotong kawat, kabel plastik, dan fiber tipis. Bahannya dari besi chrome vanadium. Gagangnya dilapis plastik. Kelemahan, tidak mampu memotong ukuran bidang yang besar atau tebal.

http://www.gallerykunci.com/image-product/img262-1333855059.JPG

Gambar 4.12 Tang potong

 

3)      Tang Cucut (Long Nose Plier)

Bentuknya mirip ikan cucut: moncong pipih, panjang, dan berbentuk gergaji. Sebab itu, tang ini dikenal sebagai “tang cucut”. Berfungsi sebagai penjepit kawat atau kabel. Namun Anda dapat memanfaatkan bagian dalam rahang yang tajam sebagai pemotong kabel. 

http://2.bp.blogspot.com/-8SHP6Et_cJE/Uyus_khqFII/AAAAAAAAAek/BG-6x55wD-4/s1600/tang+cucut.png

Gambar 4.13 Tang cucut

4)      Tang Pengelupas Kabel (Crimping Plier Tool Kit) / Tang penjepit kabel

Untuk Pekerjaan  instalasi kabel listrik, tang ini dapat membantu. Bagian rahang sebagai penjepit kabel. Di bawah rahang yang tajam sebagai pemotong kabel. Di gagang yang bergerigi untuk mengelupas kabel. Tang ini mempunyai beberapa bentuk.

Gambar 4.14 Tang Pengelupas

 

 

 

5)       Tang Kakatua (Tower Pincer)

Dikenal sebagai “tang kakatua” karena bentuknya mirip paruh burung kakatua. Fungsinya sebagai pemotong kawat dan kabel. Terbuat dari baja dan bergagang lapis karet untuk menjaga agar tak licin ketika digunakan. Kelemahannya, jika tang digunakan untuk memotong bahan yang tebal dan keras dapat menjadi tumpul.

http://www.sinarsuryatools.com/images/products/Clamping%20&%20Cutting/Tang%20Kakatua%20Fiber%20%27FUKUDA%27.jpg

Gambar 4.15 Tang kakatua

 

6)      Tang Buaya (Locking Plier Tool Kit)

Tang ini dikenal dengan sebutan “tang buaya”. Rahangnya yang bergerigi untuk mengunci dan melepas baut. Jika ukuran baut besar, tang dapat diatur sesuai ukuran baut. Carannya, lebarkan kedua tungkai, lalu kunci dengan sekrup pengatur sekaligus pengunci yang ada di ujung atas tungkai. Jika ingin mengubahnya lagi, Anda cukup melepaskan tuas di bagian tungkai bawah. Kelemahannya, sekrup pengatur dan pengunci agak keras. Ini karena drat mur dan baut terlampau dalam.

https://ecs4.tokopedia.net/newimg/product-1/2013/10/31/2650354/2650354_3153faa4-4241-11e3-a705-83e73284bbc6.jpg

Gambar 4.16 Tang buaya

 

E.     Palu (Hammer)

Palu adalah alat bantu untuk memukul benda kerja yang aman, konstruksinya terdiri dari kepala palu yang keras terbuat dari baja karbon (0.60-0.80%), karet, plastik ataupun kayu. Gagang palu disesuaikan dengan ukuran kepala palu. Kepala palu terdiri dari dua permukaan yang bisa dipergunakan untuk memukul.

1)      Palu Konde ( Ball Pein Hammer)

Fungsi asli dari palu ini adalah untuk mengetok paku rivet atau material pengelasan, yang membuatnya sebagai fleksibel logam sekitarnya. Bola dari palu ini digunakan untuk memotong, memperluas dan membentuk hasil akhir dari tembaga,dan mangkok paku rivet.

https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRqEyNDW18l6WqIntMg_q2lKrP5le5yUTfFHyc_4OClP6HixpcTauseb60

Gambar 4.17 Palu konde

 

2)      Palu Pen Searah (straight pein hammer)

Digunakan meratakan & merapatkan bagian sisi/sudut yang letaknya searah.

https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR4ZZc8Rv2nju1cKATe07YePf3bz9ufWjRXZgUgFgUccaLMzDgG

Gambar 4.18 Palu pen searah

 

3)      Palu Pen Melintang (Cross pein hammer)

Untuk  meratakan & merapatkan bagian sisi / sudut yang letaknya melintang.

http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSm1H2pq8B6SUCBHwDbsuo0fOVRQgNx3X9-StJK8o2N58H3Rs4BnQ

Gambar 4.19 Palu pen melintang

 

 

 

 

 

4)      Palu Kayu

Untuk membentuk pelat dari bahan stainless steel/galvanis.

Gambar 4.20 Palu kayu

 

5)      Palu Karet

Digunakan  untuk  menghasilkan  bentuk  dengan sedikit bekas pemukulan pada permukaan   pelat alumunium / tembaga.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZDHy6J5foHuuHrhyphenhyphenBSCM6-TrhqwUkEJ17KmVGlzLafN2wkhdnVGU14INRrZoDG7NN-kUFTSDXaHp5opNgPL_8gvrpz_4z5FeB3XE4dJHYe7Kjn0P3gOLItXNoXo9G5Kn7SSVTi4sapgK_/s1600/palu+karet.jpg

Gambar 4.21 Palu karet

 

6)      Palu Plastik

Untuk  menghasilkan  bentuk  dengan sedikit bekas pemukulan pada permukaan   pelat alumunium / tembaga.

http://www.tokootomotif.com/image-product/img1334-1351580634.jpg

Gambar 4.22 Palu plastik