Rabu, 04 November 2015

KOMPONEN RESISTOR, OSILOSKOP, DIODA, DAN RANGKAIAN CLIPPER DAN CLAMPER

KOMPONEN RESISTOR, OSILOSKOP, DIODA, DAN RANGKAIAN CLIPPER DAN CLAMPER


                                                           
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
LAB. PTE 01
yang dibina oleh Irham Fadlika ST. MT.





oleh
Muhammad Zaki Nasrulloh (150534601331)
           





                                                                       

  



UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
Oktober 2015


BAB I
PEMBAHASAN RESISTOR
I.        PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Di electrical engeenering kita banyak mengenal suatu komponen-komponen seperti resistor. Resistor adalah komponen elektronik dua kutub yang didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi tegangan listrik di antara kedua kutubnya, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding dengan  nilai arus yang mengalir. Karakteristik utaitma pada resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik yang lain pada resistor yaitu termasuk koefisien suhu, desah listrik, dan induktansi. Resistor sendiri mempunyai satuan yaitu ohm, ohm adalah tegangan : E = IxR, arus: I = E / R, hambatan: R = E / I, daya: P = E 2 / R, juga P = I2 * R atau P = E * I.

B.  Masalah dan Topik Bahasan
1.        Apa yang di maksud resistor
2.        Apa fungsi resistor
3.        Apa saja jenis resistor

C.  Tujuan Penulisan
1.        Untuk mengetahui tentang resistor.
2.        Untuk mengetahui fungsi resistor terhadap rangkaian.
3.        Untuk mengetahui nilai-nilai pada setiap warna pada resistor.
4.        Untuk mengetahui jenis-jenis resistor.






II.     PEMBAHASAN
A.  Definisi Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat arus listrik dan menghasilkan nilai resistansi tertentu.Kemampuan resistor dalam menghambat arus listrik sangat beragam disesuaikan dengan nilai resistansi resistor tersebut. Resistor memiliki beragam jenis dan bentuk.Diantaranya resistor yang berbentuk silinder, smd (Surface Mount Devices), dan wirewound. Jenis jenis resistor antara lain komposisi karbon, metal film, wirewound, smd, dan resistor dengan teknologi film tebal. Resistor yang paling banyak beredar di pasaran umum adalah resistor dengan bahan komposisi karbon, dan metal film.Resistor ini biasanya berbentuk silinder dengan pita pita warna yang melingkar di badan resistor. Pita pita warna ini dikenal sebagai kode resistor.
Resistor yang sudah jadi dicat dengan kode warna dari harganya. Unsur resistif dibuat dari campuran serbuk karbon dan bahan isolator (biasanya keramik)
Resin digunakan untuk melekatkan campuran. Resistansinya ditentukan oleh perbandingan dari serbuk karbon dengan bahan isolator. Resistor komposisi karbon sering digunakan sebelum tahun 1970-an, tetapi sekarang tidak terlalu populer karena resistor jenis lain mempunyai karakteristik yang lebih baik, seperti toleransi, kemandirian terhadap tegangan (resistor komposisi karbon berubah resistansinya jika dikenai tegangan lebih), dan kemandirian terhadap tekanan/regangan. Selain itu, jika resistor menjadi lembap, bahang dari solder dapat mengakibatkan perubahan resistansi yang tak dapat dikembalikan. Walaupun begitu, resistor ini sangat reliabel jika tidak pernah diberikan tegangan lebih ataupun panas lebih.Resistor ini masih diproduksi, tetapi relatif cukup mahal. Resistansinya berkisar antara beberapa miliohm hingga 22 MOhm.

B.  Fungsi dan Kegunaan
Fungsi dan kegunaan resistor pada rangkaian
a.         Sebagai pembagi arus dan pembagi tegangan
b.         Sebagai penurun tegangan
c.         Sebagai penghambat arus listrik.
Untuk menyatakan resentasi dan sebaliknya disertakan batas kemampuan dayanya.Berbagai resistor dibuat dari berbagai bahan-bahan yang berbeda dan sifat-sifat yang berbeda. Spesifik yang lain yang harus diperhatikan dalam memilih resistor pada suatu rancangan selain besar resentasinya adalah besar watt-nya karena resistor bekerja di alirin arus listrik maka akan terjadi disipasi daya berupa panassebesar W=I2R watt. Semakin besar ukuran fisik suatu resistor bisa menunjukkansemakin besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut. Umumnya di pasar tersedia ukuran 1/8, 1/4, 1, 2, 5, 10 dan 20 watt. Resistor yang memiliki disipasidaya 5, 10 dan 20 watt umumnya berbentuk kubik memanjang persegi empat berwarna putih, namun ada juga yang berbentuk silinder.Tetapi biasanya untuk resistor ukuran jumbo ini nilai resistansi dicetak langsung dibadannya, misalnya100*5W. Resistor dalam teori dan prakteknya di tulis dengan perlambangan huruf R. Dilihat dari ukuran fisik sebuah resistor yang satu dengan yang lainnya tidak  berarti sama besar nilai hambatannya. Nilai hambatan resistor di sebut resistansi.

C.  Identifikasi Warna Pita
Identifikasi empat pita adalah skema kode warna yang paling sering digunakan.Ini terdiri dari empat pita warna yang dicetak mengelilingi badan resistor.Dua pita pertama merupakan informasi dua digit harga resistansi, pita ketiga merupakan faktor pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi. Kadang-kadang terdapat pita kelima yang menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus dibedakan dengan sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi.
Sebagai contoh, kuning-biru-kuning-merah adalah 46 x 104Ω = 460 kΩ ± 2%. Deskripsi yang lebih mudah adalah: pita pertama, kuning, mempunyai harga 4 dan pita kedua, biru, mempunyai harga 6, dan keduanya dihitung sebagai 46. Pita ketiga,kuning, mempunyai harga 104, yang menambahkan empat nol di belakang 46, sedangkan pita keempat, merah, merupakan kode untuk toleransi ± 2%, memberikan nilai 460.000Ω pada keakuratan ± 2%.
Warna
Pita pertama
Pita kedua
Pita ketiga
(pengali)
Pita keempat
(toleransi)
Pita kelima
(koefisien suhu)
Hitam
0
0
× 100


Cokelat
1
1
×101
± 1% (F)
100 ppm
Merah
2
2
× 102
± 2% (G)
50 ppm
Oranye
3
3
× 103

15 ppm
Kuning
4
4
× 104

25 ppm
Hijau
5
5
× 105
± 0.5% (D)

Biru
6
6
× 106
± 0.25% (C)

Ungu
7
7
× 107
± 0.1% (B)

Abu-abu
8
8
× 108
± 0.05% (A)

Putih
9
9
× 109


Emas


× 10-1
± 5% (J)

Perak


× 10-2
± 10% (K)

Kosong



± 20% (M)

























Tabel 1.1 susunan warna gelang resistor
D.  Jenis-jenis resistor
1.        Rasistor Tetap (Yaitu resistor yang nilai hambatannya tetap)
Contoh Resistor Tetap.


                 Tabel 1.2 labang resistor tetap

Beberapa hal yang harus di perhatikan dalam resistor tetap.
Ø  Makin besar bentuk fisik resistor, makin besar pula daya resistor tersebut.
Ø  Semakin besar nilai daya resistor makin tinggi suhu yang bisa diterima resistor tersebut.
Ø  Resistor bahan gulungan kawat pasti lebih besar bentuk dan nilai daya-nya dibandingkan resistor dari bahan carbon.
Ø  Resistor ariabel yaitu resistor yang nilai hambatanya dapat diubah-ubah.

2.        Resistor Variabel juga dapat di bedakan menjadi dua antara lain :


Tabel 1.3 labang resistor variabel

Beberapa hal yang harus di perhatikan dalam resistor variabel.
Ø  Resistor Trimpot
Yaitu resistor Yaitu variabel resistor yang nilai hambatannya dapat diubah dengan mengunakan obeng.
Ø  Resistor Potensio
Yaitu resistor Yaitu variabel resistor yang nilai hambatannya dapat diubah langsung mengunakan tangan (tanpa alat bantu) dengan cara memutar poros engkol atau mengeser kenop untuk potensio geser.






BAB II
PEMBAHASAN OSILOSKOP
I.        PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Ada beberapa jenis osiloskop  yang berbasis komputer, dan telah diimplementasikan, salah satu jenis osiloskop digital berbasis komputer menggunakan sound card yang dikendalikan di bawah sistem operasi Linux.
Jadi, Osiloskop adalah peralatan elektronika yang digunakan untuk memperlihatkan bentuk dari suatu tegangan listrik. Misalnya,  kita tidak pernah bisa melihat signal yang dipancarkan oleh Hendphone yang kita gunakan. Dengan bantuan Osiloskop, signal tersebut di perlihatkan di layar monitor osiloskop, sehingga dapat dilihat dalam bentuk sebuah gelombang, panjang gelombang atau  frekuensi  gelombang, maupun cacat gelombang. Berdasarkan cara kerjanya osiloskop dibedakan menjadi dua bagian yaitu Osiloskop Analog dan Osiloskop Digital.
Osiloskop sangat penting untuk analisa rangkaian elektronik. Osiloskop penting bagi para montir alat-alat listrik, para teknisi dan peneliti pada bidang elektronika dan sains karena dengan osiloskop kita dapat mengetahui besaran-besaran listrik dari gejala-gejala fisis yang dihasilkan oleh sebuah transducer. Para teknisi otomotif juga memerlukan alat ini untuk mengukur getaran/vibrasi pada sebuah mesin. Jadi dengan osiloskop kita dapat menampilkan sinyal-sinyal listrik yang berkaitan dengan waktu. Dan banyak sekali teknologi yang berhubungan dengan sinyal-sinyal tersebut.
Contoh beberapa kegunaan osiloskop :
·         Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu
·         Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi
·         Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik
·         Membedakan arus AC dengan arus DC

B.  Masalah dan Topik Bahasan
1.        Apa yang dimaksud osiloskop
2.        Bagaimana melakukan kalibrasi pada osiloskop
3.        Bagaimana melakukan pengukuran waktu dan frekuensi
4.        Bagaimana cara kerja osiloskop

C.  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu :
1.        Mengetahui cara mengkalibrasi osiloskop
2.        Mengetahui cara kerja dari osiloskop

II.     PEMBAHASAN
A.  Dasar Teori
Osiloskop adalah alat ukur yang mana dapat menunjukan kepada kita “bentuk” dari sinyal listrik dengan menunjukan grafik dari tegangan terhadap waktu pada layarnya. Itu seperti layaknya voltmeter dengan fungsi kemampuan lebih, penampilan tegangan berubah terhadap waktu, sebuah graticule setiap 1 cm grid membuat kita dapat melakukan pengukuran dari tegangan dan waktu pada layar (screen).


         Gambar 2.1 osiloskop
Osiloskop sinar katoda (cathode ray oscilloscop, selanjutnya disebut CRO) adalah instrumen laboratorium yang sangat bermanfaat dan terandalkan yang digunakan untuk pengukuran dan analisa bentuk-bentuk gelombang dan gejala lain dalam rangkaian-rangkaian elektronik. Pada dasarnya CRO adalah alat pembuat grafik atau gambar (plotter) X-Y yang sangat cepat yang memperagakan sebuah sinyal masukan terhadap sinyal lain atau terhadap waktu. Pena (“stylus”) plotter ini adalah sebuah bintik cahaya yang bergerak melalui permukaan layar dalam memberi tanggapan terhadap tegangan-tegangan masukan.
Dalam pemakaian CRO yang biasa, sumbu X atau masukan horizontal adalah tegangan tanjak (ramp voltage) linear yang dibangkitkan secara internal, atau basis waktu (time base) yang secara periodik menggerakkan bintik cahaya dari kiri ke kanan melalui permukaan layar. Tegangan yang akan diperiksa dimasukkan ke sumbu Y atau masukan vertical CRO, menggerakkan bintik ke atas dan ke bawah sesuai dengan nilai sesaat tegangan masukan. Selanjutnya bintik tersebut menghasilkan jejak berkas layar pada gambar yang menunjukkan variasi tegangan masukan sebagai fungsi dari waktu. Bila tegangan masukan berulang dengan laju yang cukup cepat, gambar akan kelihatan sebagai sebuah pola yang diam pada layar. Dengan demikian CRO melengkapi suatu cara pengamatan tegangan yang berubah terhadap waktu.

B.  Prosedur Kerja

Gambar 2.2 tampilan panel osilosko

Langkah-langkah untuk mengunakan osiloskop :
Ø  Langkah pertama yang harus kita lakukan yaitu pengkalibrasian. Setelah anda mengkoneksikan osiloskop ke jaringan listrik PLN dan menyalakannya, maka yang harus anda amati pada layar monitor yang tampak di layar adalah harus garis lurus mendatar (jika tidak ada sinyal masukan).
Ø  langkah kedua atur fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y position. Dengan mengatur posisi tersebut kita nantinya bisa mengamati hasil pengukuran dengan jelas dan akan memperoleh hasil pengukuran dengan teliti.
Ø  Langkah ketiga gunakan tegangan referensi yang terdapat di osiloskop maka kita bisa melakukan pengkalibrasian sederhana. Ada dua tegangan referensi yang bisa dijadikan acuan yaitu tegangan persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1 KHz.
Ø  Langkah keempat tempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka pada layar monitor akan muncul tegangan persegi.
·            Apabila yang dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka pada posisi 1 volt/div (satu kotak vertikal mewakili tegangan 1 volt) harus terdapat nilai tegangan dari puncak ke puncak sebanyak dua kotak dan untuk time/div 1 ms/div (satu kotak horizontal mewakili waktu 1 ms) harus terdapat satu gelombang untuk satu kotak. 
·            Apabila yang tampat pada layar belum tepat maka perlu diatur pada potensio tengah di knob Volt/div dan time/div. Atau pada potensio dengan label "var".




C. Tahapan Penyetaraan (Kalibrasi) Osiloskop Analog


Gambar 2.3 Tampilan Panel Osiloscope

                                                                                                Gambar 2.4 Cara Kalibrasi Osiloscope

Langkah-langkah untuk mengkalibrasi osiloskop antara lain :
Ø  Sesuaikan tegangan masukan sumber daya AC 220 yang ada di belakang osiloskop sebelum kabel daya AC dimasukkan stop kontak PLN.
Ø  Nyalakan osiloskop dengan menekan tombol power.
Ø  Set saluran pada tombol CH1.
Ø  Set mode pada Auto.
Ø  Atur intensitas, jangan terlalu terang pada tombol INTEN.
Ø Atur posisi berkas cahaya horizontal dan vertikal dengan mengatur tombol yang bernama horizontal dan vertikal.
Ø  Set level mode pada tengah-tengah (-) dan (+).
Ø  Set tombol tegangan (volt/div) bertanda V pada 2 V, sesuaikan dengan memperkirakan terhadap tegangan masukan.
Ø  Pasang probe pada salah satu saluran, (misal CH1) dengan tombol pengalih AC/DC pada kedudukan AC.
Ø  Atur saklar/switch pada pegangan probe dengan posisi pengali 1x.
Ø  Tempelkan ujung probe pada titik kalibrasi.
Ø  Atur Time/Div pada posisi 1 ms agar tampak kotak-kotak garis yang cukup jelas.
Ø  Setelah tahapan 11, osiloskop siap digunakan untuk mengukur tegangan.


BAB III
PEMBAHASAN DIODA
I.         PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Dioda pada umumnya merupakan komponen elektronika yang berfungsi sebagai penyearah (rectifier) untuk mengubah tegangan bolak-balik (AC) menjadi tegangan searah (DC). Dioda menjadi sangat penting karena hampir semua peralatan elektronika memerlukan sumber arus searah (DC). Dioda daya mempunyai spesifikasi yang sama dengan dioda biasa pada umumnya, perbedaan yaitu dioda daya mempunyai kapasitas daya (arus dan tegangan) yang lebih tinggi dari dioda-dioda sinyal biasa, namun kecepatan penyaklaran pada dioda daya relatif lebih rendah. Melihat karakteristik dioda daya yang mempunyai kapasitas daya yang lebih tinggi dari dioda biasa, maka seringkali doda daya digunakan di dalam rangkaian elektronika sebagai penyearah. Selain sebagai penyearah, dioda daya juga seringkali digunakan sebagai freewheeling (bypass) pada regulator-regulator penyakelaran, rangkaian pemisah, rangkaian umpan balik dari beban ke sumber, dan lain-lain.

B.  Rumusan Masalah dan Topik Bahasan
1.        Apa Pengertian Dioda
2.        Bagaimana Prinsip Kerja Dioda
3.        Bagaimana Karakteristik Dioda

C.  Tujuan Penulisan
1.        Untuk mengetahui pengertian diode
2.        Untuk mengatahui prinsip kerja diode
3.        Untuk mengatahui karakteristik dioda secara umum



II.     PEMBAHASAN
A.  Teori Dasar
Dioda merupakan komponen semikonduktor yang paling sederhana. Kata dioda berasal dari pendekatan kata yaitu dua elektroda yang mana (di berarti dua) mempunyai dua buah elektroda yaitu anoda dan katoda.
Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis vacuum tube yang memiliki dua buah elektroda (terminal). Karena itu, dioda dapat dimanfaatkan sebagai penyearah arus listrik, yaitu piranti elektronik yang mengubah arus atau tegangan bolak-balik (AC) menjadi arus atau tegangan searah (DC). Dioda jenis vacuum tube pertama kali diciptakan oleh seorang ilmuwan dari Inggris yang bernama Sir J.A. Fleming (1849-1945) pada tahun 1904.
 
Dioda terbentuk dari bahan semikonduktor tipe P dan N yang digabungkan. Dengan demikian dioda sering disebut PN junction. Dioda adalah gabungan bahan semikonduktor tipe N yang merupakan bahan dengan kelebihan elektron dan tipe P adalah kekurangan satu elektron sehingga membentuk Hole. Hole dalam hal ini berfungsi sebagai pembawa muatan. Apabila kutub P pada dioda (anoda) dihubungkan dengan kutub positif sumber maka akan terjadi pengaliran arus listrik dimana elektron bebas pada sisi N (katoda) akan berpindah mengisi hole sehingga terjadi pengaliran arus. Sebaliknya apabila sisi P dihubungkan dengan negatif baterai/sumber, maka elektron akan berpindah ke arah terminal positif sumber. Didalam dioda tidak akan terjadi perpindahan elektron.

                         Gambar. 3.1 Simbol Dioda









              Gambar. 3.2 Kontruksi Dioda


Gambar. 3.3 Fisik Dioda

Sisi Positif (P) disebut Anoda dan sisi Negatif (N) disebut Katoda. Lambang dioda seperti anak panah yang arahnya dari sisi P ke sisi N. Karenanya ini mengingatkan kita pada arus konvensional dimana arus mudah mengalir dari sisi P ke sisi N.

B.  Prinsip Kerja Dioda
Prinsip kerja dioda semikonduktor adalah hanya dapat melawan arus searah saja, yaitu pada saat dioda memperoleh satu arah atau bias maju  (forward bias). Karena di dalam sebuah dioda terdapat junction (pertemuan) dimana daerah semikonduktor type-p dan semi konduktor type-n bertemu. Pada kondisi ini dioda dikatakan bahwa dioda dalam keadaan konduksi atau menghantar dan mempunyai tahanan dalam dioda relative kecil. Sedangkan bila dioda diberi catu arah/bias mundur (Reverse bias) maka dioda tidak bekerja dan pada kondisi ini dioda mempunyai tahanan dalam yang tinggi sehingga arus sulit mengalir. Apabila dioda silicon dialiri arus AC, maka yang mangalir hanya satu arah saja sehingga arus output dioda berupa arus DC. Dari suatu kondisi tersebut diode hanya digunakan untuk beberapa pemakain saja antara saja antara lain yaitu:
Ø  Sebagai penyearah gelombang (Half Wave Rectifier)
Ø  Sebagai penyearah gelombang penuh (Full Wave Rectifier)
Ø  Sebagai rangkaian pemotong (Clipper)
Ø  Sebagai rangkaian penjepit (Clamper)
Ø  Maupun sebagai pengganda tegangan (Voltage Multiplier)

C.  Karakteristik Dioda
Ada beberapa macam jenis rangkaian dioda, diantaranya : penyearah setengah gelombang (Half Wave Rectifier), penyearah gelombang penuh (Full Wave Rectifier), rangkaian pemotong (Clipper), rangkaian penjepit (Clamper) maupun pengganda tegangan (Voltage Multiplier).
Dioda terbagi atas beberapa jenis antara lain :
·           Dioda germanium
·           Dioda silicon
·           Dioda selenium
·           Dioda zener
·           Dioda cahaya (LED)
Dioda termasuk komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor. Beranjak dari penemuan dioda. Dioda memiliki fungsi yang unik yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe N. Dengan struktur demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P menuju sisi N.
Karakteristik dasar dioda dikenal dengan karakteristik V-I. Karakterisik ini penting untuk dipahami agar tidak terjadi kesalahan dalam aplikasi dioda. Dalam karakteristik ini dapat diketahui keadaan-keadaan yang terjadi pada dioda ketika mendapat tegangan bias maju dan tegangan bias mundur.

Gambar. 3.4 Karakteristik dioda ( karakteristik V-I )

Jika kedua terminal dioda disambungkan ke sumber tegangan dimana tegangan anoda lebih positif dibandingkan dengan tegangan katoda, maka dioda dikatakan dalam keadaan bias maju. Sebaliknya, bila tegangan anoda lebih negatif dari katoda, dioda dikatakan dalam keadaan bias mundur.















BAB IV
PEMBAHASAN CLIPPER DAN CLAMPER
I.        PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Penggunaan elektronika pada saat ini sudah sangat luas dan maju dengan begitu pesatnya seiring dengan munculnya beragam inovasi yang terus-menerus dan tiada hentinya. Penggunaan komponen elektronika secara luas telah mencakup kesegala bidang kehidupan manusia yang semakin canggih dan semakin mudah dalam penggunaan komponen elektronika tersebut. Misalnya saja penggunaan dioda yang digunakan untuk alat-alat elektronika, misalnya untuk alat ukur osiloskop, komponen-komponen tersrbut sangat sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari karena merupakan komponen utama dalam rangkaian alat elektronika.
Untuk itu, dalam makalah ini, akan membahas tentang komponen-komponen yang ada didalam suatu dioda, misalnya clipper, clamper, dan multiple voltage. Tidak hanya ini disini akan dibahas mengenai pengertian secara terperinci dari komponen-komponen dalam dioda tersebut. Lalu mengenai klasifikasi dari komponen yang terdapat pada clipper, clamper, dan multiple volatge beserta cara kerjanya juga akan di bahas lebih mendalam lagi. Serta penerapan komponen-komponen dioda tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam suatu rangkaian elektronika juga terdapat dua komponen yaitu komponen aktif dan komponen pasif. Komponen aktif merupakan komponen yang dapat bekerja apabila ada catu daya dulu, contohnya: transistor dan dioda. Sedangkan komponen pasif merupakan komponen yang dapat bekerja tanpa ada catu daya, contohnya: resistor, potensio, kapasitor dan induktor. Dioda dan transistor adalah komponen elektronika yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian.dan dioda biasanya digunakan sebagai rangkaian rectifier,rangkaian clipper, dan rangkaian clamper. Selain berfungsi untuk menyimpan arus, transistor dapat digunakan pada rangkaian saklar. Dari komponen-komponen tersebut terdapat berbagai fungsi dan kegunaan pada rangkaian elektronika.
B.  Rumusan Masalah dan Topik Pembahasan
1.        Apa yang di Maksud Rangkain Clipper
2.        Apa yang di Maksud Rangkain Clamper
3.        Apa Perbedaan Clipper dan Clamper

C.  Tujuan
1.        Untuk mengetahui rangkain clipper diode
2.        Untuk mengetahui rangkain clamper diode
3.        Untuk mengetahui cara membedakan output clipper dan clamper

II.     PEMBAHASAN
A.  Dasar Teori
Rangkaian dioda pemotong (Clipper) juga dikenal sebagai Pembatas tegangan (voltage limiter). Rangkaian ini digunakan untuk membatasi tegangan sinyal input pada suatu level tegangan tertentu. Rangkaian ini berguna untuk pembentukan sinyal dan juga untuk melindungi rangkaian dari sinyal-sinyal yang tidak diinginkan. Beberapa aplikasi dari pembatas tegangan adalah noise limiter dan audio limiter. Rangkaian pembatas tegangan ada 2 jenis berdasarkan pada level tegangan yg dibatasi. Pembatas tegangan yang membatasi tegangan sinyal input pada bagian positifnya disebut pembatas tegangan positif (positive limiter) sedangkan yang membatasi tegangan sinyal input pada bagian negatifnya disebut pembatas tegangan negatif (negative limiter).

B.  Rangkaian Clipper Dioda
Fungsi salah satu dioda adalah sebagai komponen utama pada rangkain yang bisa memotong (clip) atau biasa disebut dengan rangkaian clipper, suatu bagian dari gelombang sinyal input tanpa merusak bagian sisa dari gelombang sinyal yang telah terpotong tersebut. Contoh rangkaian clipper paling sederhana yang terdiri dari sebuah dioda dan resistor pada gambar 4.1 adalah Rangkaian penyearah setengah gelombang.


Gambar 4.1 Rangkaian penyearah setengah gelombang adalah rangkaian clipper paling sederhana.

Ada dua macam jenis dari rangkain clipper yaitu : rangkain clipper seri dan rangkain clipper paralel. Rangkaian clipper dikategorikan seri apabila dioda yang digunakan dirangkai seri dengan beban, sedangkan clipper paralel apabila dioda dirangkai paralel dengan beban.

1.      Rangkaian Clipper
Salah satu aplikasi prinsipal diode adalah menghasilkan tegangan searah dari sumber tegangan bolak-balik. Rangkaian Cliiper digunakan untuk memotong atau menghilangkan sebagian sinyal masukan yang berada di bawah atau di atas level tertentu. Salah satu contoh rangkaian ini adalah penyearah setengah gelombang. Rangkaian penyearah setengah gelombang ini memotong atau menghilangkan sebagian sinyal masukan di atas atau di bawah level nol. Secara umum rangkaian clipper digolongkan menjadi dua yaitu rangkaian clipper seri dan clipper paralel.
·         Rangkaian Clipper Seri
Rangkaian clipper seri adalah rangkaian clipper yang diodenya berhubungan secara seri dengan beban. Rangkaian dasar dari clipper seri ini mirip dengan rangkaian penyearah setengah gelombang. Namun demikian rangkaian ini dapat dibuat dalam berbagai variasi. Berikut ini adalah petunjuk menganalisa rangkaian clipper seri :
          Perhatikan arah dioda, bila arah dioda ke kanan maka bagian positif dari sinyal input akan dilewatkan dan bagian negatif akan dipotong (clipper seri ini bersifat negatif).
          Bila arah doida ke kiri, maka bagian negatif dari sinyal input akan dilewatkan dan bagian positif akan di potong (clipper seri ini bersifat positif).
          Bila ada perhatikan polaritas baterai.            
          Gambarlah sinyal output dengan sumbu nol pada level baterai.
         
Batas pemotongan sinyal sesuai dengan sinyal input.


                                    Gambar 4.2 rangkaian clipper seri positif

                                      Gambar 4.3 rangkaian clipper seri negative

·         Rangkaian Clipper Paralel
 Rangkaian cliiper paralel adalah rangkaian clipper yang dodenya dipasang paralel dengan beban. Berikut adalah cara menganalisa rangkaian clipper paralel :
           Perhatikan arah dioda, jika arah dioda ke bawah maka bagian positif dari sinyal input akan dipotong (rangkaian clipper paralel positif). Jika rah doida ke atas, kmaka bagian negatif dari sinyal input akan dipotong (rangkaian clipper paralel negatif).
           Jika terdapat baterai, perhatikan polaritasnya.
           Gambarlah sinyal output dengan sumbu nol sesuai dengan input.
          
Batas pemotongan sinyal adalah pada level baterai.


                          Gambar 4.4 rangkaian clipper paralel positif


                          Gambar gambar 4.5 rangkaian clipper paralel negatif





2.      Rangkaian Clamper

Rangkaian clamper digunakan untuk menggeser suatu sinyal ke level DC yang lain. Rangkaian clamper harus mempunyai sebuah kapasitor, dioda, dan resistor. Selain ketiga komponen tersebut bisa juga menambahkan sebuah baterai untuk memperoleh pergeseran tegangan tambahan. Nilai R dan C harus dipilih  sedemikian rupa sehingga konstanta waktu RC cukup besar. Hal ini berguna agar kapasitor tidak membuang tegangan (discharge) pada saat diode mengalami periode non konduksi (off). Dalam analisis kapasitor kita anggap mengisis dan membuang semua dalam 5 kali konstanta waktu. Berikut adalah gambar rangkaian clamper sederhana :

 Gambar 4.6 rangkain clamper dioda
  • Gambar (a) adalah gambar gelombang kotak yang menjadi sinyal input rangkaian clamper.
  • Gambar (b) adalah gambar rangkaian pada saat 0 – T/2 sinyal input merupakan positif sebesar +V, sehingga dioda menghantar (ON). Kapasitor mengisi muatan dengan cepat melalui tahanan dioda yang rendah.
  • Gambar (d) adalah gambar pada saat sinyal output pada R adalah nol.
  • Gambar (e) adalah saat T/2 – T sinyal input berubah ke negatif sehingga dioda tidak menghantar (OFF).
  • Gambar (c) adalah kapasitor membuang muatan sangat lambat, karena RC dibuat cukup lama. Sehingga pengosongan tegangan ini tidak berarti dibanding dengan sinyal output. Sinyal output merupakan penjumlahan tegangan input –V dan tegangan pada kapasitor V, yaitu sebesar -2V. Pada gambar ini terlihat bahwa sinyal output merupakan bentuk gelombang kontak yang level DC nya sudah bergeser ke arah negatif sebesar –V.

Besarnya penggeseran pada rangkaian ini bisa juga divariasi dengan cara menambahkan sebuah baterai secara seri dengan diode. Disamping itu arah penggeseran juga bisa dibuat ke arah positif dengan cara membalik arah diode. Berikut adalah contoh rangkaian clamper negatif dan positif :
Gambar 4.7 hasil gambar outpur rangkain clamper
Jadi, untuk rangkaian clamper, sinyal input dan outputnya memiliki tegangan puncak ke puncak (peak to peak) yang sama, hanya levelnya saja yang digeser ke atas atau ke bawah.

KESIMPULAN
1.       RESISTOR
Bedasarkan makalah yang telah disusun oleh penulis maka penulis kesimpulan sebagai berikut :
1.1    Resistor adalah suatu benda yang mempunyai nilai tahanan tertentu dan menyerap energi dalam bentuk panas.
1.2    Resistor berguna sebagai Pembangkit potensi listrik, memperkecil tegangan (potensial) listrik, memperkecil arus listrik, dan sebagai pembagi tegangan listrik.
1.3    Resistor dapat dibedakan menjadi Resistor tetap (Fixed Resistor), resistor tidak tetap manual (Adjustable Manual Resistor), dan resistor tidak tetap otomat (Variable Resistor devices).

2.       OSILOSKOP
Bedasarkan makalah yang telah disusun oleh penulis maka penulis kesimpulan sebagai berikut :
2.1    Secara umum fungsi dari osiloskop adalah untuk menganalisa besaran yang berubah-ubah terhadap waktu yag ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal listrik yang sedang kita amati.
2.2    Terdapat beberapa jenis tegangan gelombang yang terdapat padaa osiloskop yaitu gelombang sinusoida, gelombang blok, gelombang gigi gergaji dan gelombang segitiga.
2.3    Cara penggunaan osiloskop adalah pertama pengkalibrasian kemudian menyetel fokus, intensitas, kemiringan, x position dan y position, setelah probe dikalibrasi maka dengan menempelkan probe ke terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi pada layar.
2.4    Layar osiloskop terbagi atas 8 skala besar arah vertikal dan 10 kotak dalam arah horizontal.
3.       DIODA
Bedasarkan makalah yang telah disusun oleh penulis maka penulis kesimpulan sebagai berikut :
3.1    Dalam penerapan dan pengaplikasiannya, dioda merupakan salah satu komponen yang sangat penting di dalam sebuah peralatan elektronika, terutama yang menggunakan tegangan searah sebagai catu dayanya, karena hampir semua peralatan elektronika menggunakan tegangan searah yang mana untuk menyearahkan tegangan tersebut memerlukan dioda.
4.       CLIPPER DAN CLAMPER
Bedasarkan makalah yang telah disusun oleh penulis maka penulis kesimpulan sebagai berikut :
4.1    Rangkaian clipper (pemotong) digunakan untuk menghilangkan sebagian sinyal masukan yang berada di bawah atau di atas level tertentu. Secara umum rangkaian clipper dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: seri dan paralel.  Rangkaian clipper seri berarti diodanya berhubungan secara seri dengan beban, sedangkan clipper paralel berarti diodanya dipasang paralel dengan beban.
4.2    Tidak hanya itu, diode juga digunakan sebagai penjepit tegangan (clamper), fungsi clamper tersebut adalah untuk menambahkan tegangan tertentu pada suatu tegangan AC. Penjepit DC ini mempunyai 2 jenis, yaitu penjepit DC positif dan penjepit DC negatif. Kedua jenis penjepit DC ini dibedakan dengan posisi pemasangan dioda pada rangkaian penjepit dimana arah panah dioda menunjukkan pergeseran sinyal outputnya. Rangkain Clamper paling tidak harus mempunyai sebuah kapasitor, dioda, dan resistor, disamping itu bisa pula ditambahkan sebuah baterai. Harga R dan C harus dipilih sedemikian rupa sehingga konstanta waktu RC cukup besar agar tidak terjadi pengosongan muatan yang cukup berarti saat dioda tidak menghantar.  Dalam analisa ini dianggap didodanya adalah ideal. Sebuah rangkaian clamper sederhana (tanpa baterai) terdiri atas sebuah R, D, dan C

DAFAR PUSTAKA
1.        RESISTOR
1.1         http://www.fisikaasik.blogspot.com/2012/03.html
1.3         Gambar 1.1 (http://tabelresistor.jpg (593x389))
1.4         Gambar 1.2
1.5         Gambar 1.3
(http://rifqithokz.files.wordpress.com/2012/10/simbol-resistor-variabel.jpg)

2.       OSILOSKOP
2.1         Drs.Wahyudi, Agus M,pd.Dra. Susanna,M.p.alat ukur dan pengukuran.
2.2         Jeweet, dkk.  2000. Fisika sains. Jakarta: Erlangga.  
2.5        Gambar 2.1
(http://2.bp.blogspot.com/_srNI1ByHI_U/TLG8yJyQyjI/AAAAAAAAAvc/8nmNkn5dOQw/s1600/osiloskop.jpg)
2.6         Gambar 2.2 (https://sakaranindya.files.wordpress.com/2012/05/osiloskop4.jpg)
2.7         Gambar 2.3 (http://aryutomo.files.wordpress.com/2011/02/os3.jpg)
2.8         Gambar 2.4 (sasandoo.files.wordpress.com/2011/03/probe.jpg)

3.       DIODA
3.5         http://tugashendra.blogspot.com
3.7         Gambar 3.1
3.8         (4.bp.blogspot.com/-vxUqVcb7MAY/Txe-HbsugeI/AAAAAAAAAMk/Vpp83GZNqGw/s1600/diode.jpg)
3.9         Gambar 3.2
3.10    Gambar 3.3
(http://1.bp.blogspot.com/-okM9zKnY1FU/T6QKhSZ_rcI/AAAAAAAAAMs/X3T4gmpfOtg/s1600/fisik-dioda.jpg)
3.11     Gambar 3.4
(https:nindin.files.wordpress.com/2011/kurva-karakteristik/diode.jpg)

4.       CLIPPER DAN CLAMPER
4.1        Anonymous. 2009. Rangkaian Dioda: Penjepit Tegangan DC (DC Clamper), (online), (http://www.rangkaian-dioda-penjepit-tegangan-dc-dc.html), diakses pada 22 Maret 2012.
4.2        Anonymous. 2010. Rangkaian Dasar Clipper (Pemotong Sinyal) Dengan Dioda, (online), (http://www. Rangkaian-dasar-clipper-dengan-dioda.html ), diakses pada 22 Maret 2012.
4.3        Anonymous.2011. Sumber Listrik Arus Searah (DC), (Online), (http:www.sumber-listrik-arus-searah-elektronika-dasar.html ), diakses pada 22 Maret 2012.
4.4        Sutrisno. 1987. Elektronika Teori dan Penerapannya. Bandung : ITB. 
4.6        Gambar 4.2
(https://nurazizah441.files.wordpress.com/2013/04/indedx.jpeg)
4.7        Gambar 4.3
(https://nurazizah441.files.wordpress.com/2013/04/iccndex.jpeg)
4.8        Gambar 4.4 (https://nurazizah441.files.wordpress.com/2013/04/ss.jpeg)
4.9        Gambar 4.5 (https://nurazizah441.files.wordpress.com/2013/04/u.jpeg)
4.10    Gambar 4.6
(https://nurazizah441.files.wordpress.com/2013/04/n.jpeg)
4.11    Gambar 4.7
         (https://nurazizah441.files.wordpress.com/2013/04/y.jpeg)