Jumat, 25 November 2016

FILOSOFI PERKEMBANGAN KURIKULUM BERTARAF INTERNASIONAL

MAKALAH
FILOSOFI PERKEMBANGAN KURIKULUM BERTARAF INTERNASIONAL

Disusun untuk Memenuhi Matakuliah Kurikulum Pendidikan Kejuruan
Dibimbing oleh Bapak Dr. Hary Suswanto, S.T., M.T.




 Description: um warna.gif 







Oleh:
Muhammad Zaki Nasrulloh
150534601331
S1 PTE OFF D




UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
Februari 2016
KATA PENGANTAR

       Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang Fisika ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Bapak Dr. Hary Suswanto, S.T., M.T. selaku Dosen mata kuliah Kurikulum Pengantar Pendidikan yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai filosofi perkembangan kurikulum di Indonesia dari tahun 1986 sampai sekarang. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
       Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.


Malang, 08 Februari 2016
Penyusun

Muhammad Zaki Nasrulloh





DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i
KATAPENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
C. Tujuan....................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
A. Kurikulum kejuruan dan pengembangannya........................................................ 3
B. Prinsip – prinsip pendidikan kejuruan................................................................... 3
C. Pengertian Kurikulum.............................................................................................. 5
D. Pengertian Filosofi Pendidikan........................................................................... 7
BAB III PENUTUP.................................................................................................... 11
Kesimpulan................................................................................................................. 11
DAFTAR RUJUKAN..................................................................................................12



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum sebagai sebuah rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.
Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya diperlukan bagi para penyusun kurikulum atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai kurikulum ideal, akan tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum yaitu para pengawas pendidikan dan para guru serta pihak - pihak lain yang terkait dengan tugas-tugas pengelolaan pendidikan, sebagai bahan untuk dijadikan instrumen dalam melakukan pembinaan terhadap implementasi kurikulum di setiap jenjang pendidikan. Penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Dibutuhkan berbagai landasan yang kuat agar mampu dijadikan dasar pijakan dalam melakukan proses penyelenggaraan pendidikan, sehingga dapat memfasilitasi tercapainya sasaran pendidikan dan pembelajaran secara lebih efektif dan efisien.
Ilmu pengetahuan dan teknologi akan selalu berkembang dengan menyesuaikan perkembangan jaman. Dengan tuntutan pekerjaan yang semakin beragam dalam peningkatan ekonomi suatu perusahaan.Perkembangan segala aspek kehidupan manusia yang semakin berkembang dan mengandalkan suatu teknologi menuntut sumber daya manusia dapat menangani masalah tersebut.
Oleh karena itu pendidikan di indonesia harus selalu mengikuti perkembangan jaman. Maka di susunlah kurikulum sebagai pedoman atau panutan untuk mengendalikan pendidikan di indonesia untuk selalu berkembang dan setara antara daerah satu dengan daerah yang lain.
Peningkatan ilmu pengetahuan dan Teknologi yang paling baru harus tersampaikan pada peserta didik agar nantinya para peserta didik tersebut dapat bersaing dengan sumber daya manusia negara lain dalam membangun negara ini.

B.       Rumusan masalah
1.         Bagaimana definisi kurikulum menurut para ahli ?
2.         Siapa saja filosofer kurikulum pada tahun 1986 – sekarang ?

C.      Tujuan
1.         Mengetahui definisi kurikulum menurut para ahli.
2.         Dapat menyimpulkan seperti apa kurikulum.
3.         Memenuhu tugas kurikulum pendidikan kejuruan.




















BAB 2
PEMBAHASAN

A.      Kurikulum kejuruan dan pengembangannya.
Kurikulum kejuruan adalah seperangkat rencana, implementasi, evaluasi untuk mencapai tujuan pembelajaran atau hasil belajar. Sedangkan pengembangan kurikulum adalah memperbaiki kurikulum yang sudah ada, dengan harapan dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Secara umum, perubahan dan penyempurnaan kurikulum dilakukan setiap sepuluh tahun sekali. Perubahan kurikulum tersebut dilakukan agar kurikulum tidak ketinggalan dengan perkembangan masyarakat, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologinya.

B.       Prinsip – prinsip pendidikan kejuruan.
Prinsip pendidikan kejuruan didefinisikan sebagai generalisasi untuk menyiapkan dan pelayanana arahan untuk program dan konstruksi kurikulum, evaluasi, seleksi praktik instruksional dan kebijakan pembangunan. Dengan kata lain para praktisi pendidikan kejuruan dapat merencanakan program dan kurikulum pendidikan, evaluasi, dan proses pembelajaran maupun kebijaksanaan lain yang dikembangkan berdasarkan kepentingan dan perkembangan zamam dan iptek. Adapun prinsip dasar dari PTK menurut Prosser adalah:
1.        Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih merupakan replika lingkungan dimana nanti ia akan bekerja.
2.        Pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan dimana tugas-tugas latihan dilakukan dengan cara, alat dan mesin yang sama seperti yang ditetapkan di tempat kerja.
3.        Pendidikan kejuruan akan efektif jika melatih seseorang dalam kebiasaan berpikir dan bekerja seperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu sendiri.
4.        Pendidikan kejuruan akan efektif jika dapat memampukan setiap individu memodali minatnya, pengetahuannya dan keterampilannya pada tingkat yang paling tinggi.
5.        Pendidikan kejuruan yang efektif untuk setiap profesi, jabatan atau pekerjaan hanya dapat diberikan kepada seseorang yang memerlukannya, yang menginginkannya dan yang mendapat untung darinya.
6.        Pendidikan kejuruan akan efektif jika pengalaman latihan untuk membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan berpikir yang benar diulang-ulang sehingga sesuai seperti yang diperlukan dalam pekerjaan nantinya.
7.        Pendidikan kejuruan akan efektif jika gurunya telah mempunyai pengalaman yang sukses dalam penerapan keterampilan dan pengetahuan pada operasi dan proses kerja yang akan dilakukan.
8.        Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harus dipunyai oleh seseorang agar dia tetap dapat bekerja pada jabatan tersebut.
9.        Pendidikan kejuruan harus memperhatikan permintaan pasar.
10.    Proses pembinaan kebiasaan yang efektif pada siswa akan tercapai jika pelatihan diberikan pada pekerjaan yang nyata (pengalaman sarat nilai).
11.    Sumber yang dapat dipercaya untuk mengetahui isi pelatihan pada suatu okupasi tertentu adalah dari pengalaman para ahli okupasi tersebut.
12.     Setiap pekerjaan mempunyai ciri-ciri isi (body of content) yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain.
13.    Pendidikan kejuruan akan merupakan layanan sosial yang efisien jika sesuai dengan kebutuhan seseorang yang memang memerlukan dan memang paling efektif jika dilakukan lewat pengajaran kejuruan.
14.    Pendidikan kejuruan akan efisien jika metode pengajaran yang digunakan dan hubungan pribadi dengan peserta didik mempertimbangkan sifat-sifat peserta didik tersebut.
15.     Administrasi pendidikan kejuruan akan efisien jika luwes.
16.     Pendidikan kejuruan memerlukan biaya tertentu dan jika tidak terpenuhi maka pendidikan kejuruan tidak boleh dipaksakan beroperasi.





C.       Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.n Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.

Pengertian Kurikulum menurut para ahli :
Ø  Menurut Danniel Tanner dan juga Laurel Tanner
pengertian kurikulum ialah pengalaman pembelajaran yang terarah dan juga terencana dengan secara terstuktur dan juga tersusun dengan melalui proses rekontruksi pengetahuan serta pengalaman secara sistematis yang berada dibawah suatu pengawasan lembaga pendidikan sehingga pelajar tersebut mempunyai motivasi dan juga minat belajar.
Ø  Menurut Inlow (1966)
Pengertian kurikulum ialah usaha menyeluruh yang dirancang secara khusus oleh sekolah didalam membimbing murid untuk dapat memperoleh hasil dari pelajaran yang telah ditentukan tersebut.
Ø  Menurut Hilda Taba (1962)
Pengertian kurikulum dituangkan kedalam bukunya yang berjudul “Curriculum Development Theory and Pratice” ialah sebagai “a plan of learning” yang mempunyai bahwa kurikulum ialah sesuatu yang direncanakan untuk dapat dipelajari oleh siswa yang didalamnya memuat rencana untuk para peserta didik (murid).



Ø  Menurut Kerr, J. F (1968)
Pengertian kurikulum ialah sebuah pembelajaran yang dirancang dan juga dilaksanakan dengan individu serta juga berkelompok baik itu di luar ataupun di dalam sekolah.
Ø  Menurut George A. Beaucham (1976)
Pengertian kurikulum ialah suatu dokumen tertulis yang didalamnya terkandung isi mata pelajaran yang akan diajar kepada peserta didik(murid) dengan melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah yang dalam kehidupan sehari-hari.
Ø  Menurut Neagley dan Evans (1967)
Pengertian kurikulum ialah semua pengalaman yang telah dibangung atau dirancang oleh pihak sekolah untuk dapat menolong para siswa didalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang paling baik.
Ø  Menurut UU. No. 20 Tahun 2003
Pengertian kurikulum ialah suatu perangkat rencana dan juga pengaturan tentang tujuan, isi, dan juga bahan pengajaran dan cara yang digunakan ialah sebagai suatu pedoman didalam suatu penyelenggaraan kegiatan dalam pembelajaran untuk dapat mencapai suatu tujuan pendidikan nasional.
Ø  Menurut Good V. Carter (1973)
Pengertian kurikulum ialah kelompok pengajaran yang sistematik atau juga urutan subjek yang dipersyaratkan untuk dapat lulus atau juga sertifikasi dalam pelajaran mayor
Ø  Menurut Grayson (1978)
Pengertian kurikulum ialah suatu perencanaan untuk mendapatkan suatu pengeluaran (out-comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran.
Ø  Menurut Murray Print
Pengertian kurikulum ialah sebuah ruang pembelajaran yang sudah terencana diberikan secara langsung kepada siswa oleh sebuah lembaga pendidikan dan juga pengalaman yang dapat dinikmati oleh semua siswa pada saat kurikulum tersebut diterapkan.


Ø  Menurut Crow and Crow
Pengertian kurikulum ialah rancangan pengajaran atau juga sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis untuk dapat menyelesaikan suatu program untuk dapat memperoleh ijazah.

D.      Pengertian Filosofi Pendidikan
Telah di jelaskan sebelumnya bahwa pengertian dari pada filosofi adalah upaya menemukan kebenaran tentang hakikat sesuatu yang ada melalui penggunaan kemampuan akal secara optimal. Kebenaran yang dihasilkan oleh pemikiran filsafat adalah jawaban jawaban dalam bentuk gagasan atau ide, maka filosofi pendidikan dapat di artikan sebagai upaya – upaya untuk menemukan kebenaran tentang hakikat pendidikan melalui cara – cara atau metode yang berdasarkan pengoptimalan akal.
Untuk lebih memperdalam pengetahuan tentang apa itu filosofi pendidikan, maka dalam tulisan ini akan di sampaikan pula pendapat – pendapat para ahli dan filsafat pendidikan.

1.        Imam Barnadib (1994)
Mendefinisikan filosofi pendidikan sebagai “ilmu pendidikan yang bersendikan filsafat atau filsafat yang di terapkan dalam usaha pemikiran dan pemecahan masalah pendidikan”
Jika membicarakan masalah pendidikan ,maka bisa kita kaitkan bahwa perancangan sebuah kurikulum juga bisa di katakana sebagai ssebuah problematika yang serius jika tidak di tangani dengan cara ynag benar pula. Maka dari itu dalam pembuatan serta 9 pengembangan sebuah kurikulum sangat penting sekali membuat penekanan dalam usaha pemikirannya.
Selanjutnya dari definisi di atas dapat di jelaskan bahwa filsafat pendidikan dapat di dekati dari problema – problema pendidikan bersifat filosofis yang memerlukan jawaban yang filosofis pula. Di samping itu, filsafat pendidikan dapat pula di dekati dari ide – ide filosofis yang di terapkan untuk mememcahkan masalah – masalah pendidikan.


Tiga Masalah Utama Filsafat
Dalam filsafat, terdapat tiga masalah utama yakni, : masalah keberadaan termasuk masalah kenyataan, masalah pengetahuan termasuk masalah kebenaran dan masalah nilai.
Masalah pertama di kaji dalam cabang filsafat yang di sebut epistemology, dan masalah ketiga di kaji dalam cabang filsafat yang di sebut dengan aksiologi.
Dalam uraian di atas dapat di buatkan bagan sebagai berikut :
Filsafat pendidikan
1.        Filsafat Pendidikan (problema – problema pendidikan)
2.        Filsafat Pendidikan (ide –ide filosofis)
Masalah Utama Filsafat
1.        Keberadaan (kenyataan) Metafisika
2.        Pengetahuan (kebenaran) Epistemologi
3.        Nilai Aksiologi

Masalah realitas
Masalah keberadaan (Being) adalah masalah yang paling umum, karena menyangkut keberadaaan pada umumnya , baik yang ada dalam khayalan maupun dalam kenyataan , sehingga di bedakan antara being dan reality.
Pengertian being meliputi baik yang tidak nyata maupun yang nyata. Yang nyata atau reality itu sendiri ada yang tidak bersifat public dalam arti di dekati secara inderawi , dan ada pula yang bersifat public dalam arti tidak dapat di dekati secara inderawi. Yang terakhir ini oleh Kattstof (1986) , di sebut “existence” 10.

2.        Sudjana (2005)
mengemukakan tiga fungsi kurikulum yang kaitanya dengan pengembangan kurikulum dengan berfokus pada tiga aspek, yaitu:
a.         Fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan tersebut, sebagai alat untuk mencapai seperangkat tujuan pendidikan yang diinginkan dan sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan sehari-hari.
b.        Fungsi kurikulum bagi tataran tingkat sekolah, yaitu sebagai pemeliharaan proses pendidikan dan penyiapan tenaga kerja; dan
c.         Fungsi bagi konsumen, yaitu sebagai keikutsertaan dalam memperlancar pelaksanaan program pendidikan dan kritik yang membangun dalam penyempurnaan program yang serasi.

3.        Susilo,( 2007)
Dasar perlunya perubahan kurikulum menurut Muhadi bahwa: “saat terjadi perkembangan dan perubahan dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara yang perlu segera dianggap dan dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum baru pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Di mana peraturan perundang-undangan yang baru telah membawa implikasi dalam terhadap pengembangan kurikulum seperti pembaruan dan diversifikasi kurikulum”.
Kurikulum berbasis kompetensi diharapkan mampu memecahkan berbagai persoalanbangsa, khususnya dalam bidang pendidikan, dengan mempersiapkan peserta didik, melalui perencanaan pelaksanaan evaluasi terhadap sistem pendidikan secara efektif, efisien dan berhasil guna. Kurikulum berbasis kompetensi dikembangkan untuk memberikan keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam perubahan, pertentangan, ketidakpastian, dan kerumitan dalam kehidupan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ditujukan, untuk menciptakan tamatan yang kompeten dan cerdas dalam mengemban identitas budaya bangsanya. Kurikulum ini dapat memberikan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, pengalaman belajar yang membangun integritas sosial serta membudayakan dan mewujudkan karakter nasional. Juga untuk memudahkan guru dalam menyajikan pengalaman belajar yang sejalan dengan prinsip belajar sepanjang hayat yang mengacu pada empat pilar pendidikan 11 universal sebagaimana yang telah dicetuskan oleh UNESCO sejak 1970 yakni: learning to know, learning to do, learning to life together dan learning to be.

4.        Sukmadinata, (2008)
Pada dasarnya kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen. Komponen-komponen kurikulum suatu lembaga pendidikan dapat diidentifikasi dengan cara mengkaji buku kurikulum lembaga pendidikan itu. Dari buku kurikulum tersebut kita dapat mengetahui fungsi suatu komponen kurikulum terhadap komponen kurikulum yang lain.
Proses pengembangan kurikulum merupakan sesuatu yang kompleks, karena tidak hanya menuntut penguasaan kemampuan secara teknis pengembangan berbagai komponen kurikulum dari para pengembang kurikulum’ akan tetapi lebih dari itu para pengembang kurikulum harus mampu mengantisipasi berbagai faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan kurikulum baik yang bersifat internal maupun eksternal .
Adapun proses pengembangan kurikulum adalah kegiatan mengahasilkan kurikulum baru melalui langkah-langkah penyusunan, pelaksanaan dan penyempurnaan kurikulum atas dasar penilaian yang dilakukan selama kegiatan pelaksanaan kurikulum, dan hal tersebut bisa dikatakan bahwa terjadinya perubahan-perubahan kurikulum mempunyai tujuan untuk perbaikan. Sehingga, keberhasilan kegiatan pengembangan kurikulum dalam proses pengajaran dan pendidikan, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, antara lain, yaitu; falsafah hidup bangsa, kesesuaian kurikulum dengan peserta didik, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan harapan masyarakat.
Mengacu pada pendapat Sukmadinata ,para pihak yang ikut berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum terdiri dari administrator pendidikan, ahli kurikulum, ahli bidang ilmu pengetahuan, guru, orang tua murid, serta tokoh masyarakat. Dari pihak-pihak tersebut, mereka yang secara terus menerus turut terlibat dalam pengembangan kurikulum adalah administrator, guru, dan orang tua siswa. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, tulisan ini membahas mengenai peranan masing-masing pihak yang terdiri dari administrator, ahli ilmu pengetahuan, guru, dan orang tua siswa dalam pengembangan kurikulum.







BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kurikulum pada dasarnya merupakan suatu sistem (system), artinya kurikulum tersebut merupakan suatu kesatuan atau totalitas yang terdiri dari beberapa komponen, di mana antara komponen satu dengan komponen lainnya saling berhubungan dan saling mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan. Komponen-komponen kurikulum tersebut, yaitu tujuan, isi/materi, strategi pembelajaran, dan evaluasi Fungsi Preventif yaitu, fungsi dimana guru terhindar untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan ketetapan kurikulum.
Salah satu penentu keberhasilan pendidikan terdapat pada kurikulum. dan bagus tidaknya kurikulum tergantung kepada perumus kurikulum sendiri.
Pada dasarnya kurikulum adalah perencanaan mengenai isi, tujuan, bahan pelajaran dan tata cara yang digunakan  sebagai pedoman penyelenggaraa kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Dalam kurikulum mengandung cita – cita dan harapan bagaimana kegiatan pembelajaran akan dilaksanakan dan bisa mencapai tujuan yang diinginkan. Selain itu, untuk mencapai tujuan itu pendidik dan peserta didik harus bisa bersama – sama menjalankan hak dan kewajibannya.













DAFTAR RUJUKAN
1.        Kurniawati, Ayu. 2011. Perkembangan kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan.(Online), (http://goayu.blogspot.co.id/2014/03/pengembangan-kurikulum-pendidikan.html), diakses 07 Februari 2016.
2.        Putra Juliantara, I K. 2015. 134 Pengertian Kurikulum (Lengkap). http://www.kompasiana.com/ikpj/134-pengertian-kurikulum-lengkap_54ff406ba33311c84c50f853 di akses pada 5 Febuari 2016
3.       Barnadib, Imam, Filsafat Pendidikan: Sistem dan Metode, Yokyakarta: Andi Offet, 1994.
4.       Beerling et. al, Pengantar Filsafat Ilmu, Yokyakarta, Tiara Wacana, 1990
  

Tidak ada komentar: